Pria itu bernama Rohadi, warga Dusun Mandigu, Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo. Sedangkan jalan rusak yang dia protes adalah jalan di sekitar Taman Makam Pahlawan di Dusun Krajan, Desa Ambulu, Kecamatan Ambulu. Jalan itu merupakan akses warga Kecamatan Tempurejo dan Ambulu.
"Banyak lubangnya. Jadi kalau berjalan kayak melompat-lompat," kata Rohadi kepada detikcom, Sabtu (27/11/2021).
Padahal, sambung dia, jalan itu merupakan akses penting warga. Banyak warga yang menggunakan akses jalan itu. Baik untuk berbelanja ke pasar atau pun sekolah.
"Saudara saya pernah mengeluh terlambat datang karena harus melewati jalan yang kondisinya rusak parah itu," terang Rohadi.
Apalagi jika terjadi hujan. Jalan berlubang itu tidak tampak karena tertutup genangan air. Pengguna jalan harus ekstra hati-hati. Terutama yang naik motor. Jika tidak, bisa terjerembab dan terjatuh.
"Bisa terjatuh kalau nggak terbiasa lewat jalan itu ketika hujan. Sebab lubangngnya tertutup air. Jadi nggak kelihatan seberapa dalam lubangnya," ujar Rohadi.
Kondisi jalan rusak itu, kata dia, sudah berlangsung selama sekitar 2 tahun. Namun hingga saat ini belum ada perbaikan.
"Akhirnya saya punya ide untuk memprotes kondisi jalan itu, dengan cara jalan lompat sambil berpakaian vampire di sepanjang jalan itu. Maksudnya, orang yang melewati jalan itu jalannya mirip vampire, harus melompat-lompat karena jalannya berlubang," tuturnya.
Rohadi berharap pemerintah segera melakukan perbaikan terhadap jalan rusak itu. Karena jalan tersebut merupakan akses penting warga.
"Kondisi jalan itu sekarang ini sangat menghambat mobilitas warga. Selain itu, juga rawan menimbulkan kecelakaan. Jadi, besar harapan saya agar segera diperbaiki," pungkas Rohadi. (iwd/iwd)