Jembatan di Sungai Carangan yang salah satu akses antara Desa Karangharjo dan Desa Tegalharjo ambruk pada Kamis (25/11/2021). Bagian sisi Timur jembatan sepanjang 26 meter itu ambrol dan membuat jalan jembatan terjun ke sungai.
"Penyebab ambruknya jembatan tersebut adalah akibat derasnya air Sungai Carangan karena curah hujan yang tinggi pada mulai jam 18.00 wib hingga jam 22.00 wib, sehingga air sungai menggerus dinding tanah pada pondasi jembatan sisi timur," ujar AKP Basori Awli, Kapolsek Glenmore kepada detikcom, Kamis (25/11/2021).
Kondisi jembatan saat ini, kata Basori, pada ujung timur jembatan ambruk ke bawah hingga dasar sungai. Sedangkan pada ujung barat tetap pada posisinya.
![]() |
"Panjang lebih kurang 25 meter, lebar 5 meter, kontruksi jembatan adalah besi dan juga pada permukaan aspal. Bangunan jembatan tersebut di bangun pada tahun 2005," tambahnya.
Akibat peristiwa tersebut, kata Basori, warga Afdeling Carangan Kebun Glenfaloch Desa Tegalharjo sebanyak lebih kurang 20 KK tidak bisa lewat bila ingin ke Kota Glenmore. Begitu juga sebaliknya warga Desa Karangharjo tidak bisa langsung ke Afdeling Carangan bila akan beraktivitas ke Afdeling tersebut, seperti bersekolah seperti anak-anak yang akan bersekolah di SDN Carangan.
"Ambruknya jembatan Carangan tersebut mengakibatkan jarak tempuh dari Afdeling Carangan ke Desa Karangharjo (Kota Glenmore) harus melalui jalur alternatif yang sangat jauh yaitu melalui Kebun Jolondoro berjarak sekitar 3 kilo dan juga jalur alternatif lainnya yaitu Besaran Kebun Glen Faloch berjarak sekitar 5 Km," tambahnya.
Untuk itu, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, polisi akhirnya memasang police line di sekitar jembatan.
"Kita pasang Polise Line, untuk antisipasi warga agar tidak mendekat di bibir jembatan/sungai, karena dasar sungai cukup dalam berjarak sekitar 10 meter yang dapat membahayakan warga. Kita juga mengusulkan agar segera dibangun lagi," pungkasnya.
Sebanyak 35 siswa SDN 7 Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, terpaksa menggunakan bangunan masjid untuk kegiatan belajar mengajar. Ini dikarenakan jembatan satu-satunya yang menjadi akses menuju ke sekolah tersebut ambruk diterjang banjir.
Sudah hampir seminggu ini, siswa mulai kelas 1 hingga 6 SDN Tegalharjo belajar di Masjid Ar-Taufik, Desa setempat. Para guru terpaksa merelokasi kegiatan belajar mengajar (KBM) muridnya, lantaran hingga kini belum ada akses penghubung sementara yang dibangun. (iwd/iwd)