Hari Guru, Ini Perjuangan Pendidik Demi Siswa Tetap Belajar Meski di Masjid

Hari Guru, Ini Perjuangan Pendidik Demi Siswa Tetap Belajar Meski di Masjid

Ardian Fanani - detikNews
Kamis, 25 Nov 2021 16:37 WIB
siswa belajar di masjid karena jembatan runtuh
Siswa yang belajar di masjid (Foto: Dok. SDN 7 Tegalharjo)
Banyuwangi -

Momen hari guru menjadi hal penuh perjuangan guru di SDN 7 Tegalharjo, Kecamatan Glenmore Banyuwangi. Meski sekolah terisolir karena jembatan penghubung antar desa ambrol, mereka tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar kepada siswa di sebuah masjid.

Untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 35 siswa SDN 7 Tegalharjo belajar di teras Masjid At-Taufik, para guru harus mempersiapkan berbagai kebutuhan. Mulai dari absensi hingga keperluan belajar mengajar yang sederhana dan penting.

"Misal absensi dan beberapa alat belajar. Kita harus bawa dari sekolah," Kepala Sekolah SDN 7 Tegalharjo Yami kepada detikcom, Kamis (25/11/2021).

Caranya, beberapa kebutuhan itu dikatrol dikirimkan dari pinggir sungai. Kebutuhan seperti absensi dan alat belajar itu dimasukkan dalam kantong plastik kemudian dikatrol melewati sungai dengan menggunakan tampar.

siswa belajar di masjid karena jembatan runtuhFoto: Dok. SDN 7 Tegalharjo

"Kemarin guru sudah mulai mengambil absen dan buku buku lainnya. Dicicil sedikit sedikit. Caranya dengan dikatrol. Buku buku ditaruh dalam kresek plastik, dikarung kemudian dikatrol melewati sungai pakai tampar," tambahnya.

Meski terbatas karena sarana dan prasarana penunjang berada di gedung sekolah dan hanya mengacu dari buku lembar kerja siswa (LKS), Yami memerintahkan semua guru untuk mengakses materi pembelajaran yang ada di internet.

"Selain mengandalkan materi dari buku lembar kerja siswa atau LKS, untuk materi tambahan saya perintahkan untuk mengambil yang ada di internet," katanya.

"Sebetulnya kalau kesulitan ya semuanya, karena semua fasilitas di sekolah. Guru pasti juga kesulitan tapi ya namanya guru, jadi tidak kurang lakon. Meskipun situasinya darurat begini ya harus bisa mengendalikan murid dan pembelajaran tetap berjalan. Saat ini guru guru pakai buku digital, karena buku pegangan di sekolah semua," tambahnya.

Sementara, untuk KMB di Masjid At-Taufik, kata Yami, dipenuhi oleh siswa dari mulai kelas 1 hingga 6. Beberapa bagian masjid digunakan termasuk teras dan di dalam masjid. Siswa di kelompokkan sesuai dengan kelas siswa. Karena tidak ada meja dan kursi, siswa belajar sambil duduk di lantai masjid.

"Awalnya pinjam meja ngaji dari masjid, ada yang punya meja kecil juga boleh di bawa karena semua fasilitas ada di sekolah," tambahnya.

Untuk pembelajaran, dilakukan menyesuaikan ibadah salat. Beruntung, kegiatan dilakukan sejak pagi dan usai sebelum salat Zuhur.

"Tidak sampai Zuhur pulang karena situasinya darurat. Kelas 1 dan 2 jam 9 pulang, kelas 3 pulang 9.30, kelas 4 5 6 pulang jam 10.30 WIB. Masuk sekolah 6.30 WIB. Kalau guru gurunya ya bertahan disana diskusi bagaimana pengajaran besoknya. hari ini sudah dipinjamkan sound sistem jadi sudah bisa senam. Sekolah di masjid mulai hari jumat minggu lalu," pungkasnya.

Sebanyak 35 siswa SDN 7 Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, terpaksa menggunakan bangunan masjid untuk kegiatan belajar mengajar. Ini dikarenakan jembatan satu-satunya yang menjadi akses menuju ke sekolah tersebut ambruk diterjang banjir.

Sudah hampir seminggu ini, siswa mulai kelas 1 hingga 6 SDN Tegalharjo belajar di Masjid Ar-Taufik, Desa setempat. Para guru terpaksa merelokasi kegiatan belajar mengajar (KBM) muridnya, lantaran hingga kini belum ada akses penghubung sementara yang dibangun.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.