Pun kondisi musim hujan yang intensitasnya tinggi membuat petugas khawatir adanya longsor susulan. Sebab, bagian mahkota atau lokasi titik awal longsor merupakan sumber air.
Pantauan detikcom, puluhan warga tersebut mengungsi di tiga titik. Di bagian timur dari longsor ada 1 titik dan bagian barat ada 2 titik. Kebutuhan logistik mereka saat ini dipenuhi oleh BPBD dan Dinsos Ponorogo serta warga setempat.
Salah satu warga, Wasidi (48) mengaku tidak berani tinggal kembali di rumahnya. Sebab, jarak rumahnya dengan titik longsor hanya berjarak 5 meter.
"Saya harus pindah dengan anak dan istri, mencari lokasi yang aman dari longsor. Saya masih takut, suara glegar Jumat malam itu masih terngiang," tutur Wasidi kepada detikcom, Senin (22/11/2021).
Kades Tugurejo, Siswanto menambahkan saat ini yang paling merasakan dampak adalah akses jalan. Terutama anak sekolah dan warga yang kini harus memutar sejauh 5 kilometer agar bisa sampai ke tujuan.
"Anak-anak sekolah itu harus memutar dan warga sini mayoritas petani, yang sawahnya di bagian sana harus memutar juga," terang Siswanto.
Menurutnya, meski terkendala akses jalan. Mereka saat ini masih menunggu cuaca dan kondisi di titik longsor. Sebab, jika memaksa membersihkan dengan alat berat pun dikhawatirkan ada longsor susulan.
"Mungkin sebulan ke depan kita melihat seperti apa dan tetap menampung warga agar mereka tetap aman," imbuh Siswanto.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo Imam Basori menambahkan pihaknya masih ingin melakukan pengkajian dengan pihak berwenang untuk menentukan kondisi aman warganya.
"Karena disini kontur tanahnya labil dan banyak sumber air sehingga perlu pengkajian khusus," tandas Basori. (fat/fat)