Sutarji Sang Kolektor Tali Pocong dan Keranda Mayat dari Tulungagung

Round-Up

Sutarji Sang Kolektor Tali Pocong dan Keranda Mayat dari Tulungagung

Tim Detikcom - detikNews
Senin, 22 Nov 2021 08:19 WIB
hobi aneh warga tulungagung
Museum benda mistis dan kuno (Foto file: Adhar Muttaqin/detikcom)
Surabaya -

Museum Antik Aryojeding, Tulungagung menyimpan aneka benda kuno hingga tali pocong dan keranda mayat. Keberadaan museum pribadi tersebut tidak lepas dari sosok Sutarji.

Sutarji merupakan warga Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung. Ia memiliki kegemaran mengoleksi aneka benda-benda antik sejak puluhan tahun silam. Di dalam rumah yang terkesan nyentrik tersebut tersimpan ribuan jenis benda-benda koleksi.

Mulai dari keranda mayat, tali pocong, dokar, televisi kuno, senter, jam dinding, mesin jahit alat musik kuno, perabot rumah tangga dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ia mengaku mendapatkan barang-barang tersebut dari sejumlah daerah di Tulungagung dan kota sekitarnya. Barang-barang tersebut dibeli dari masyarakat langsung. "Kadang ada yang datang ke sini bawa barang, kemudian saya beli," kata Sutarji di rumahnya.

"Ada juga anak-anak sekolah berkunjung ke sini, kemudian bilang kalau di rumah ada barang-barang antik. Kemudian saya datangi rumahnya, kadang ada yang boleh dibeli kadang juga ada yang tidak boleh," jelas Sutarji.

Sutarji mengaku barang hasil perburuannya sengaja hanya menjadi koleksi pribadi dan bukan menjadi objek jual beli. "Tapi kalau ada yang minat, asalkan harga tinggi bisa jadi," jelas nya.

Mengoleksi benda antik menjadi daya tarik sekaligus hiburan tersendiri bagi dirinya. Terlebih saat ini Ia hanya tinggal berdua dengan istrinya. "Anak saya jadi dokter di Surabaya. Di rumah sama istri. Makanya kalau ada pengunjung yang ke sini saya senang," ujarnya.

Sementara itu khusus untuk koleksi keranda mayat, menjadi bagian hidup yang bermakna bagi Sutarji, karena menjadi pembuka hatinya untuk bisa mendekatkan diri kepada Tuhan.

"Setiap lihat keranda mayat, kemudian lihat makam ibu, ingat Tuhan," jelasnya.

Sutarji mengaku koleksi museum pribadinya tidak hanya berisi barang-barang menyeramkan seperti tali pocong maupun keranda mayat. Namun juga banyak koleksi lain yang bisa dilihat.

Barang-barang kuno koleksi Sutarji tersebut cukup lengkap, bahkan benda sederhana seperti pikulan kayu, sarang burung manyar, sarang tawon hingga senter lawas juga ada. Barang-barang elektronik di era 1960-an seperti televisi dan radio juga ada.

"Jidor atau alat musik untuk selawatan jaman dulu saya juga punya, itu buatan 1961. Kemudian mesin pemeras tebu yang masih pakai sapi juga ada," imbuh Sutarji.

Museum antik tersebut menjadi salah satu upayanya untuk melestarikan kebudayaan masyarakat pada masa-masa lampau. Keberadaan benda koleksinya juga bisa menjadi media pembelajaran bagi masyarakat.

"Kalau hari Minggu saya buka untuk umum, gratis, siapa yang mau datang boleh. Dulu sebelum pandemi banyak pelajar yang ke sini," kata Sutarji.

Lihat juga video 'Boneka yang Diisi Arwah Anak Kecil Korban Aborsi':

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.