Salah satunya, ibu korban tenggelam Erma Azila, Ampuni (55) mengaku bingung dan khawatir jika kelak kedua cucunya, Hafid (3) dan Arsya (17 bulan) menanyakan di mana pusara sang ibu. Padahal
Ampuni mengatakan jasad suami Erma, Dian (27) sudah ditemukan beberapa hari lalu. Namun, jenazah Erma masih belum juga ditemukan.
"Ya saya khawatir nanti anak-anak dari Erma menanyakan di mana makam ibu, kok hanya makam bapak yang ada," ujar Ampuni kepada detikcom di kediamannya, Rabu (10/11/2021).
Tak hanya itu, paman Erma, Suparno mengatakan keluarga memahami jika proses pencarian tim gabungan telah dihentikan, sesuai dengan SOP yang berlaku. Namun, kerabat masih berharap Erma bisa ditemukan dalam keadaan apapun.
"Saya sangat berharap keponakan saya kelak bisa ditemukan meski dalam kondisi apapun," ungkap Suparno.
"Proses pencarian memang telah dihentikan secara total yang dilakukan oleh tim SAR gabungan sejak Selasa malam. Ini karena sesuai dengan aturan ya. Selain itu saat ini kondisi Bengawan Solo sangat tinggi dan deras airnya karena adanya tambahan debet air hujan sejak beberapa hari hingga tadi malam. Sehingga warga juga tidak ada kegiatan apapun di sungai sekarang," jelas Kades Semambung Neny Rachmawati.
Neny mengatakan pihaknya juga berupaya memberi pengertian pada keluarga yang korbannya belum ditemukan. Para keluarga korban juga diberi penjelasan oleh tim SAR gabungan di Balai Desa Ngadirejo Tuban.
![]() |
Sebelumnya, insiden perahu tambang yang membawa 19 penumpang dan 7 sepeda motor ini terjadi pada Rabu (3/11) sekitar pukul 09.30 WIB. Perahu ini menyeberangi sungai Bengawan Solo dari arah Rengel, Tuban menuju Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
Namun saat di tengah sungai, perahu terseret arus yang kencang hingga tenggelam. Beberapa penumpang tercebur ke sungai dan ikut terbawa arus sungai.
Dari 19 penumpang, sebanyak 10 korban dinyatakan selamat, lalu ada 4 korban yang belum ditemukan dan 5 penumpang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.