"Ini bukan sampah jadi berkah saja tapi jadi Rupiah. Format renewable energy. Energi yang baru," tutur Khofifah kepada wartawan di lokasi, Senin (8/11/2021).
Khofifah menambahkan, bahan bakar ini bisa menjadi substitusi batu bara. Tumpukan sampah bisa diolah menjadi briket dengan teknologi dari SMK Ponorogo.
"Saya sampaikan terima kasih inovasi luar biasa. Bupati menginisiasi ini, SMK di Ponorogo mendukung dalam waktu 1 bulan marketnya luar biasa," terang Khofifah.
Pemasarannya, lanjut Khofifah, ke Pasuruan, Gresik dan Kediri. Sampah yang awalnya jadi masalah diolah dengan teknologi, bisa memberikan solusi atas penumpukan sampah.
"Saya tanya dioksin di bawah ambang batas. Ini lebih sehat. Saya harap kabupaten atau kota lain kirim tim ke Ponorogo. Insyaallah ini akan menjadi solusi efektif dan strategis," papar Khofifah.
Menurutnya, ketika dunia ingin menurunkan emisi. Ini menjadi salah satu cara untuk menurunkan emisi. Berarti kebutuhan terhadap bahan bakar batubara akan teredukasi.
"Kalau masing-masing kabupaten atau kota menyiapkan seperti ini, saya rasa Jatim jadi pioner penurunan emisi di Indonesia, mudah-mudahan bisa diikuti provinsi lain," terang Khofifah.