Salah seorang warga Mukayat mengatakan jembatan tersebut berada di perbatasan tiga desa, yakni Suwaru Kecamatan Bandung dengan Desa Wateskroyo dan Siyotobagus, Kecamatan Besuki.
"Putusnya jam 12 tadi siang, kejadian ini disebabkan karena pondasi jembatan tergerus air," kata Mukayat, Rabu (3/11/2021).
![]() |
Sebelum jembatan putus, pada Selasa sore terjadi hujan deras selama satu setengah jam, kondisi tersebut membuat debit air sungai Dayu meningkat. Pada saat itulah dua rumpun bambu berukuran besar terbawa arus sungai dan tersangkut di penyangga jembatan.
Kondisi tersebut membuat aliran sungai tersumbat, sehingga arus sungai memutar ke arah selatan dan menggerus pondasi abutment jembatan. "Awalnya itu pondasinya yang ambrol, kemudian sekitar jam 12 tadi badan jembatan di sisi selatan ikut ambrol dan putus total," ujarnya.
Putusnya jembatan tersebut tidak sampai menimbulkan kecelakaan maupun korban jiwa, karena akses dari kedua arah langsung ditutup saat pondasi mulai tergerus.
Mukayat menambahkan, akibat putusnya jembatan tersebut akses masyarakat di dua sisi jembatan menjadi terganggu. Warga harus memutar sekitar 1,5 kilometer melalui jembatan lain.
"Kalau warga Siyotobagus mau ke sini (Suwaru) harus mutar lewat Bandung," jelasnya.
Untuk mencegah keruskan yang lebih parah sejumlah petugas dari pengairan dan masyarakat berusaha menyingkirkan dua bongkah rumpun bambu secara manual. (iwd/iwd)