Viral curhatan anak magang di Campuspedia yang menyebut gajinya Rp 100 ribu dan didenda Rp 500 ribu jika keluar sebelum masa magang selesai. Curhatan di medsos itu viral.
CEO Campuspedia Akbar Maulana mengatakan uang denda atau penalti tersebut digunakan untuk program sosial. Sebab, Campuspedia sendiri juga memiliki program sosial, seperti beasiswa KKN.
Timbul pertanyaan, ke mana uang denda Rp 500 ribu yang dibayarkan anak magang?
"Dananya untuk program sosial. Semacam kita pernah buat beasiswa KKN Campuspedia. Waktu itu yang daftar 1.000-an di bulan Maret 2021. Kami alokasikan ke program-program sosial," kata Akbar kepada detikcom di Humas Pemkot Surabaya, Jumat (29/10/2021).
Akbar sendiri sudah meminta maaf terkait hal tersebut. Akbar menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka melalui Twitter.
"Menanggapi berita yang sedang ramai diperbincangkan, saya Akbar mewakili Campuspedia dengan rendah hati meminta maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah kami kecewakan atas pemberitaan yang beredar di media sosial," ucap Akbar dalam postingan akun @campuspedia_id.
"Teruntuk teman-teman magang Campuspedia, saya secara pribadi mengucapkan terima kasih atas peran dan kontribusi terbaik teman-teman magang. Saya juga meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kekurangan dari diri pribadi dan sistem magang," sambungnya.
Akbar menjelaskan, denda Rp 500 ribu untuk pegawai magang yang melakukan pengunduran diri sebelum masa magang berakhir itu berlaku pada bulan April 2020 sampai Maret 2021 lalu. Dia mengatakan, sebelum dan sesudah periode tersebut tak ada kebijakan penalti.
"Sebelum dan setelah periode tersebut tidak ada denda ketika mengundurkan diri dari program magang, kami terus melakukan evaluasi terhadap kebijakan kami," ujar Akbar.
Atas kejadian tersebut, pihaknya memutuskan untuk menghentikan sementara proses rekrutmen pegawai magang. Akbar menuturkan, ke depan akan memperbaiki sistem pegawai magang.
"Untuk saat ini kami akan menghentikan proses rekrutmen magang yang sedang berjalan dan fokus memperbaiki sistem berdasarkan masukan dari teman-teman semua. Kejadian ini akan kami jadikan pelajaran agar terus lebih baik dari hari ini," tuturnya.
Sementara itu Campuspedia mulai mengembalikan denda atau penalti Rp 500 ribu yang telah mereka terima sebelumnya dari anak magang.
"Total belasan (yang kena penalti), uangnya sudah dikembalikan 4 orang. Cuman yang lain masih proses pencarian data. Kalau 4 kita punya data nama nomor rekening semuanya. Sisanya punya namanya, cuman kita belum punya nomor rekening. Intinya masih proses," ujarnya.
Akbar mengatakan anak magang yang terkena denda Rp 500 ribu karena resign adalah yang magang pada periode April 2020-Maret 2021. Satu kali periode magang adalah 3 bulan.
Akbar menyebut sebelum ada kebijakan denda, di setiap periodenya terdapat 5-7 anak magang yang mengundurkan diri. Karena itu denda diberikan untuk menjaga komitmen para anak magang. Dan selama periode April 2020-Maret 2021 atau saat ada kebijakan denda, sudah belasan anak magang yang resign.
Akbar menegaskan gaji atau fee Rp 100 ribu dan denda Rp 500 ribu itu sudah tercantum di dalam kontrak. Jika menyelesaikan magang akan diberi Rp 500 ribu, namun jika mundur di tengah kontrak maka harus membayar Rp 500 ribu.
"Ada di kontrak. Fee intern Rp 100 ribu, penalti fee Rp 500 ribu dalam 3 bulan. Kalau dia menyelesaikan program (mendapat) Rp 500 ribu, kalau belum selesai mengundurkan diri (dikenakan) Rp 500 ribu," jelas Akbar.
Akan tetapi, saat putus di tengah kontrak, Akbar mengatakan tidak semuanya membayar denda Rp 500 ribu. Ia juga tidak memaksa harus membayar, bahkan ada yang tidak membayar dan tidak dipermasalahkan.
Akbar menjelaskan selama pandemi, pekerjaan di Campuspedia dilakukan full work from home (WFH). Hal itu, kata Akbar, bisa menjadi alasan anak magang resign karena tak terbiasa WFH. Selain itu juga bisa disebabkan karena kesibukan lain di luar Campuspedia, dan banyak faktor lain yang menyebabkan anak magang mundur.
Hal yang biasa dilakukan saat ada yang mengeluh, lanjut Akbar, Campuspedia selalu menanyakan permasalahannya kepada anak magang tersebut. "Kita tanya kenapa mau mundur, apa karena beban kerjanya terlalu berat, kalau terlalu berat kita kurangi mana yang terlalu berat. Kita selalu komunikasi itu," lanjut Akbar.
"Pada komunikasi, pertama terbuka ke siapa pun yang mengajak komunikasi. Untuk komunikasi dengan tim 1 minggu sekali, program-program yang kami buat training 1 bulan, setiap 1 bulan sekali gathering untuk tim internal biar lebih dekat," imbuhnya.
Setelah startup-nya viral di media sosial, Akbar langsung membuat permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, baik partner maupun anak magang. Untuk ke depannya, Akbar berjanji akan fokus memperbaiki sistem.
"Mungkin ada sistem kami yang harus diperbaiki, kami selalu memperbaiki, meningkatkan. Kami fokus sekarang memperbaiki sistem. Berharap lurus masalahnya, kita berusaha ketika diminta dibalikin. Ingin beresin itu," pungkas Akbar.