Pantauan detikcom di TPA Jabon, ada puluhan truk sampah yang sedang antre untuk membongkar muatan. Truk berderet di sisi Utara TPA.
Karena TPA sudah tidak bisa menampung sampah, truk-truk tersebut dibiarkan terparkir dan ditinggalkan sang sopir. Karena ketinggian sampah sudah mencapai 10 meter, alat berat berhenti beroperasi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo, Bahrul Amig membenarkan TPA Jabon telah overload. Bahkan, kondisi ini sudah diprediksi sebelumnya. Selama dua hari ke depan, pengiriman sampah ke TPA ini dihentikan.
"Kiriman sampah yang terlanjur datang, kami upayakan kita naikkan sebisa mungkin. Karena ini keadaan ini darurat, maka mulai Hari Senin depan, kami akan menggunakan lahan sanitary landfill di timur TPA. Kami sudah berkoordinasi dengan kementerian," kata Amig di TPA Jabon, Kamis (28/10/2021).
Amig menambahkan, setiap hari sampah yang masuk ke TPA Jabon mencapai 450 hingga 500 ton, dari seluruh wilayah di Sidoarjo. Sampah-sampah tersebut diangkut menggunakan 120 armada truk ke TPA seluas 9 hektare ini. Namun kini TPA tersebut telah overload.
Pemkab Sidoarjo sejatinya telah menyiapkan sanitary landfill, persis di timur TPA Jabon. Pengolahan sampah modern ini didanai oleh Jerman dengan biaya sekitar Rp 385 miliar. Di situ juga terdapat pengolahan air lindi, dari endapan sampah. Namun hingga kini, pengoperasian megaproyek tersebut belum juga dimulai.
Amig melanjutkan, dalam jangka panjang, gunungan sampah di TPA jabon akan dijadikan briket sehingga bisa bermanfaat.
"Bukan hanya sampah di TPA yang akan disulap menjadi briket. Namun tempat pembuangan sampah di kawasan juga akan dijadikan briket," tuturnya.
Amig mengimbau, sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Namun menjadi tugas semua pihak termasuk masyarakat.
"Tempat pembuangan sampah terpadu yang telah tersebar di beberapa wilayah diharapkan beroperasi secara optimal. Sehingga sampah yang dibuang bisa diminimalisir," pungkas Amiq. (sun/bdh)