"Soal kebocoran data, kemarin Senin kita sudah dengan menkominfo. Dari pihak Kominfo sangat apresiasi Bank Jatim, karena kita melakukan langkah awal, melapor OJK," kata Tonny Prasetyo, Direktur TI dan Operasi Bank Jatim dalam konferensi pers di Surabaya, Kamis (28/10/2021).
"Kami sampaikan data ini, server yang diretas yakni server penunjang. Tidak ada data-data pribadi, baik itu nama nasabah, NIK. Saat ini tim forensik sedang bekerja, dan sistem kita dipastikan aman," sambungnya.
Tonny menjelaskan, saat ini proses penyelidikan forensik masih berlangsung. Pihaknya juga bekerja sama dengan konsultan insiden respons, guna memperbaiki sistem tata kelola cyber, agar tidak memiliki celah kembali.
Baca juga: Bank Jatim Pastikan Data Nasabah Tidak Bocor dan Aman 100 Persen |
"Jadi kita masih menunggu hasil forensik dari tim analisa forensik terkait server penunjang yang diretas. Jadi server penunjang itu, itu pendukung kita. Kita pastikan 100 persen, data nasabah yang memang benar-benar sensitif tidak bocor. Karena ini hanya data penunjang, nanti kalau ada update dari tim forensik kita update lagi," tandasnya.
Sebelumnya data nasabah Bank Jatim diduga bocor dan diperjualbelikan di forum hacker seharga USD 250 ribu atau sekitar Rp 3,5 miliar. Adalah akun @bl4ckt0r yang menjajakannya di situs Raidforums. Data yang ditawarkan berukuran cukup besar, yakni 378 Gb.
"Isinya meliputi 259 database beserta informasi sensitif seperti data nasabah, data karyawan, data keuangan pribadi, dan masih banyak lagi," ungkap Dr Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC.
Atas dugaan kebocoran data, Kominfo memanggil pihak Bank Jatim untuk mengetahui duduk perkara hal tersebut.
Lihat juga video 'Jubir: Masalah Kebocoran Data Bukan Hanya Tugas Kominfo Sendiri':
(fat/fat)