"Ya sementara berhenti melaut sambil nunggu solar ada lagi," ucap salah seorang nelayan Pacitan, Asriawan, kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Dikatakan Asriawan, selama ini kebutuhan solar pada sektor perikanan cukup tinggi. Terutama untuk menghidupkan kapal besar. Bahkan sekali turun, solar yang dibutuhkan mencapai 400 liter.
"Bayangkan, berkeliling perairan selama seminggu dengan jarak 70 mil dari daratan. Jadi tinggal menghitung kebutuhannya (solar), tandasnya.
Dalam kondisi normal pasokan solar dapat diperoleh di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Tamperan. Hanya saja, fasilitas itu dikabarkan tak beroperasi sejak beberapa bulan lalu.
"Akhirnya terpaksa ikut antre bersama truk dan kendaraan lain di SPBU terdekat," tambah Asriawan.
Para nelayan berharap stok solar segera normal. Dengan begitu nelayan dapat kembali melaut. Apalagi saat ini sedang musim ikan. Mereka was-was kehilangan kesempatan emas gegara terkendala BBM.
"Kalau dibilang merugi sih jelas. Kadang lima hari baru dapat (solar). Kalau begini kapan melautnya?'' pungkasnya dengan nada bertanya. (iwd/iwd)