"Kalau ndak salah (kelangkaan) sudah sekitar dua minggu," kata pemilik truk, Sukarno kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Pria yang tinggal di Kecamatan Tulakan itu mengatakan saat hendak mengisi BBM, antrean paling banyak 2 hingga 3 truk. Namun sekarang puluhan kendaraan mengular menunggu giliran.
"Sudah biasa nunggu berjam-jam. Ini saja sudah antre dua jam tapi nggak datang," tambahnya.
Sebenarnya, untuk sembari menunggu stok normal dirinya bisa membeli solar eceran. Sayang, harganya terpaut jauh lebih mahal ketimbang di SPBU. Bahkan selisihnya hampir separuh.
"Di SPBU per liternya sekitar Rp 5.150. Tapi kalau di pengecer sampai Rp 6 ribu (per liter)," tandasnya sembari mengaku berat jika membeli dalam jumlah banyak.
"Kalau ngisi full tank sekitar 50 liter. Sekarang dijatah setiap isi cuman Rp 200 ribu,'' paparnya.
Kondisi solar langka, lanjut Sukarno merata di seluruh SPBU di Kecamatan Pacitan. Mulai, Ploso, Mentoro hingga Nanggungan. Pengusaha transportasi seperti Sukarno pun mengaku pekerjaannya terhambat. (iwd/iwd)