Jembatan Petekan Surabaya, Bukti Kecanggihan Teknologi Pada Zamannya

Jembatan Petekan Surabaya, Bukti Kecanggihan Teknologi Pada Zamannya

Hilda Meilisa - detikNews
Kamis, 21 Okt 2021 08:28 WIB
Mengintip Jembatan Petekan Disebut Tercanggih Pada Masanya
Jembatan Petekan Surabaya (Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Surabaya -

Sebagai Kota Pahlawan, setiap sudut menyimpan historis yang unik dan menarik. Salah satunya, Jembatan Petekan di Perak, Surabaya. Jembatan ini disebut menjadi salah satu jembatan yang tercanggih pada zamannya.

Dulu, pembangunan jembatan ini dilakukan oleh NV. Machinefabriek Braat and Co pada tahun 1900 dan beroperasi pada 16 Desember 1939. Jembatan ini awalnya bernama Ferwerda Brug karena diambil dari nama seorang panglima perang angkatan laut Hindia Belanda, Admiraal Ferwerda.

Lambat laun, jembatan ini sering disebut Jembatan Petekan. Benar saja, jembatan ini memiliki sistem kerja yang ditekan atau bahasa Jawanya dipetek alias memiliki petekan. Dalam bahasa Jawa, petekan artinya dipencet atau ditekan.

Dulunya, Surabaya menjadi salah satu kota yang ramai akan lalu lintas kapal besar hingga perahu. Jika ada kapal yang melintas, jembatan ini akan dipencet langsung membelah diri dengan mengangkat konstruksinya agar perahu bisa lewat.

"Jembatan Petekan itu jembatan angkat, jadi sebelum ada Jembatan Petekan, hampir semua jembatan di Surabaya menggunakan jembatan angkat. Jadi kalau ada perahu lewat, dia bisa mengangkat," kata pengamat sejarah, Kuncarsono Prasetyo, Kamis (21/10/2021).

Lihat juga Video: Begini Penampakan Jembatan 'Siluman' di Cianjur yang Bikin Warga Bingung

[Gambas:Video 20detik]




Lalu jembatan, tambah Kuncar, kembali turun dan bisa dilalui kendaraan darat saat tidak ada kapal yang melintas.

Jembatan Petekan dioperasikan menggunakan mesin. Ada dua roda gigi yang menggerakkan dua tuas, di mana fungsinya untuk menaikkan dan menurunkan jembatan konstruksi.

Pada tahun 2008, Wali Kota Surabaya melalui SK Wali Kota Surabaya 188.45/004/402.1.04/1998 nomor urut 47 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya telah menetapkan jembatan Petekan sebagai cagar budaya.

Kuncar menambahkan selain Jembatan Petekan ada pula sejumlah jembatan di Surabaya yang dulunya menggunakan sistem angkat. Hal ini karena Surabaya memiliki posisi yang rendah dengan lautan.

"Dulu bukan karena besar tidaknya kapal, karena kita ini kan posisinya rendah dengan lautan, dan mengganggu kemudian kalau airnya pasang. Surabaya itu permukaan air laut dengan daratan tidak sampai 2 meter. Kalau kondisi normal seperti sekarang nggak masalah, kalau perahu lewat itu yang jadi masalah," ungkapnya

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.