Agung mengaku tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia. Ia dapat membagi waktu untuk mengembangkan usaha kulinernya.
Pagi selepas subuh, dari rumahnya di Buduran, ia berangkat menuju gerai donat miliknya di Jalan Raya Lebo, Suko Salam, Kecamatan Sidoarjo.
"Sampai toko saya langsung bikin adonan donat sendiri sampai pukul tujuh, setelahnya saya harus berangkat dinas ke Polresta Sidoarjo," kata Agung sambil membuat donat di gerainya, Rabu (20/10/2021).
Pria kelahiran Banyumas, 19 Juli 1986 ini, setiap hari harus menjalankan tugasnya di Polresta Sidoarjo. Proses penggorengan, pemberian topping donat dan penjualan dilanjutkan tiga orang karyawan, yang direkrutnya dari warga sekitar toko.
"Awalnya ketiga orang ini saya latih sendiri. Mulai dari pengolahan adonan hingga cara memasarkan pada konsumen," jelas Agung.
Berkat keterampilannya berwirausaha di bidang kuliner, Agung pernah menjadi salah satu pemateri acara pembekalan dan pelatihan keterampilan kewirausahaan, bagi pegawai negeri pada Polri serta anggota Polri yang diadakan Biro SDM Polda Jawa Timur awal Oktober 2021.
Bagi suami dari Dwi Fitri Fitaloka tersebut, dunia kuliner adalah hobi sejak kecil. Sering kali ia jalan-jalan sambil kulineran. Dari hobinya itu, bapak dua anak ini terbesit keinginan usaha kuliner.
"Pikiran saya membuat sendiri dan menjual makanan yang sering diburu orang. Lalu mudah atau ringan saat dibawa orang bepergian. Saya sama istri muncul ide membuat kue donat," tambah Agung.
Ditambah, tiga tahun lalu ia ngobrol sama seorang teman yang punya kepiawaian membuat donat. Keduanya berkolaborasi meramu berbagai resep donat tidak berbahan kentang. Melainkan dari tepung pilihan. Berkualitas ekspor.
Semangat Agung semakin menggelora. Semakin percaya diri untuk membuka usaha dari hobinya kuliner. Ia pun memulai buka gerai dengan nama E Donuts, hingga eksis bertahan sampai sekarang. Bahkan tidak hanya melayani pembelian di gerai, ia juga memasarkan donat buatannya untuk berbagai acara pesta. Omzet tiap bulan dari satu gerai mencapai Rp 15 juta rupiah. Hingga mampu membuka dua gerai lagi.
Pasang surut dalam berwirausaha dialaminya. Saat gelombang pandemi COVID-19 datang, omzet penjualannya turun drastis. Agung harus merelakan dua gerai miliknya gulung tikar. Hanya bertahan gerai di Jalan Raya Lebo.
Situasi pandemi banyak berimbas pada perekonomian. Agung harus mencari jalan keluar. Berbekal wawasan strategi yang didapat sebagai anggota Polri, tangan terampilnya membuat adonan kulit pizza, burger dan hotdog.
"Kita harus move on dari pandemi. Sambil terus memasarkan donat, saya memasarkan kulit pizza, burger dan hotdog buatan sendiri via online. Permintaan dari penjual makanan ini terus banyak, Alhamdulillah perlahan usaha saya kembali bangkit," ujar Agung.