Peternak Ayam Petelur Blitar-Tulungagung Demo Tagih Janji Penyediaan Jagung

Peternak Ayam Petelur Blitar-Tulungagung Demo Tagih Janji Penyediaan Jagung

Adhar Muttaqin - detikNews
Senin, 18 Okt 2021 14:32 WIB
Puluhan perwakilan peternak ayam petelur asal Blitar dan Tulungagung demo di kantor Bulog setempat. Mereka menagih janji pemerintah soal penyediaan jagung dengan harga wajar.
Puluhan perwakilan peternak ayam petelur asal Blitar dan Tulungagung demo di kantor Bulog/Foto: Adhar Muttaqin/detikcom
Tulungagung - Puluhan perwakilan peternak ayam petelur asal Blitar dan Tulungagung demo di kantor Bulog setempat. Mereka menagih janji pemerintah soal penyediaan jagung dengan harga wajar.

Mereka tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN). Dalam aksinya, para peternak membentangkan sejumlah poster dan spanduk, yang berisi tuntutan kepada pemerintah.

Di antaranya bertuliskan 'Pak Jokowi, tolong kami, jagung kami belum datang. 'Kami butuh jagung segera'. 'Perintah Presiden tidak jalan, peternak jadi korban'.

Koordinator aksi PPRN, Yesi Yuni dalam orasinya mengatakan, sebelumnya perwakilan peternak telah bertemu Presiden di Jakarta terkait kebutuhan jagung peternak ayam petelur. Dalam pertemuan itu Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan, untuk menyediakan pasokan 30 ribu ton jagung, dengan harga Rp 4.500/kilogram.

"Kita disediakan jagung (harga) Rp 4.500. Di sisi lain Bapak Mendag menyediakan uang untuk menyediakan jagung ini. Setelah satu bulan berlalu, jagung itu ternyata tersendat," kata Yesi, Senin (18/10/2021).

Hingga saat ini, janji penyediaan jagung dengan harga wajar itu baru terealisasi 10 persen atau sekitar 900 ton. Kondisisi tersebut membuat para peternak kelabakan, sebab jagung merupakan salah satu komponen pokok dalam peternakan ayam petelur.

"Saat ini harga jagung di pasaran Rp 6 ribu," ujarnya.

Tersendatnya penyediaan jagung itu dinilai kontradiktif dengan statement Menteri Pertanian, yang mengaku ketersediaan jagung saat ini sedang surplus.

Yesi menambahkan, saat ini peternak ayam petelur di Blitar dan sekitarnya kembang kempis. Sebab harga jual telur anjlok hingga Rp 13 ribu per kilogram. Padahal untuk bisa mencapai keuntungan, harga jual telur di tingkat peternak sekitar Rp 21 ribu per kilogram.

Untuk mempertahankan peternakannya, anggota PPRN ini berusaha dengan berbagai macam cara. Termasuk mengurangi jumlah populasi ternaknya.

"Ada yang mencoba cari jagung meskipun mahal, ada juga yang (campuran) karak. Untuk bertahan ada yang terpaksa mengurangi populasi, jadi sudah kanibal, jual ternak untuk beli pakan," jelasnya.

Orator lain juga menyerukan hal yang sama. Para peternak mengaku tidak mengharapkan jagung murah. Namun jagung dengan harga wajar.

"Harga layak, bukan harga murah. Rp 4.500 per kilogram," kata sang orator.

Dalam aksi ini, sejumlah perwakilan peternak ayam petelur diterima oleh pihak Bulog Tulungagung. Mereka diajak berkomunikasi di dalam kantor.

Kepala Sub Divre Bulog Tulungagung, Junaidi mengaku tidak mengetahui tersendatnya pasokan jagung tersebut. Pihaknya berdalih hanya melaksanakan instruksi dari atasan.

"Yang 900 ton sudah habis, kalau kelanjutannya itu kami instruksinya dari pusat. Kalau kami di kantor cabang ini sifatnya hanya melaksanakan instruksi dari pusat," kata Junaidi.

Pihaknya berjanji akan segera menyampaikan tuntutan dari para peternak Blitar maupun Tulungagung, ke jajaran Bulog di atasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.