"Bisa saja, kalau masyarakat tidak tertib protokol kesehatan. Kuncinya pada tertib dan disiplin. Saya mengingatkan, pakar epidemiologi juga mengingatkan untuk waspada," kata Ketua PERSI Jatim, dr Dodo Anando MPh saat dihubungi detikcom, Rabu (6/10/2021).
"Nanti itu jelas ada libur Natal, libur tahun baru, Maulid Nabi tapi liburnya saja diundur jadi 20 agar tidak ada kesempatan. Biasanya kalau hari kecepit ngilang kabeh (pergi semua), pokoke prei (yang penting libur)," tambahnya.
Kepada pemerintah, Dodo meminta tak memberi masyarakat kelonggaran soal penerapan prokes. Terlebih saat aturan mulai dilonggarkan seperti wisata, wacana konser skala besar dan lainnya.
"Betul-betul dijaga masyarakat, ndak boleh sembarangan. Kalau melanggar harus diingatkan. Dari aspek pemerintah harus betul-betul. Jangan juga dilepas masyarakat dengan pelonggaran ini. Artinya tetap ada pengawasan ketat. Untuk masyarakat tetap waspada, karena kemungkinan penularan MU masih bisa. Tapi ndak usah gelisah, yang penting tetap sesuai prokes," jelasnya.
Dodo pun terus mengingatkan masyarakat untuk tertib pada protokol kesehatan. Selain itu juga mengusahakan datang ke tempat yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi, agar tak ada kekhawatiran saat bertemu orang.
"Aktivitas kalau saya lihat dari ruang kerja saya di lantai 5 RSI A Yani, mobil motor sudah seperti sebelum pandemi, rame sekali. Apa lagi kalau pas ada kereta api lewat, kendaraan kan berhenti itu berderet buanyak sekali," ujarnya.
Akan tetapi, ia percaya masyarakat sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan. Seperti terbiasa memakai masker.
"Jangan menganggap kebal dan tidak bisa kena COVID, tapi virus ini bisa menularkan ke orang lain, masalahnya banyak OTG," pungkasnya.