Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mulai melakukan relokasi delapan dari 100-an rumah warga yang terdampak pembangunan Bendungan Bagong. Warga direlokasi ke hunian sementara (huntara).
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bagong, Budiono, mengatakan proses relokasi sementara itu dilakukan karena rumah tersebut berada pada titik utama bendungan yang harus segera dikerjakan.
"Pada tahap ini ada sembilan rumah di Desa Sengon, tapi untuk yang direlokasi ke hunian sementara ada delapan, sedangkan yang satu ikut anaknya," kata Budiono kepada detikcom, Jumat (1/10/2021).
Untuk melakukan proses relokasi sementara, BBWS mengaku telah berkomunikasi langsung dengan seluruh penghuni, pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat. Pihaknya memastikan penghuni telah bersedia untuk pindah ke hunian sementara.
"Alhamdulillah mereka mau dipindahkan dengan ikhlas dan legowo. Sehingga penyedia jasa kami menyiapkan hunian sementara, lokasinya di Desa Sengon juga," ujarnya.
Budiono mengatakan relokasi saat ini hanya bersifat sementara, agar proses pembangunan konstruksi utama bendungan bisa segera dijalankan sesuai dengan schedule
.
"Ini hanya sementara, sambil menunggu pembayaran ganti untung dari pemerintah," imbuhnya.
Relokasi tersebut dinilai memiliki dampak besar terhadap proses pekerjaan bendungan, karena titik yang dikosongkan berada pada lokasi pembangunan tumpuan 'main dam' sisi kanan.
Budi menjelaskan hasil pendataan yang dilakukan BBWS Brantas ada sekitar 100-an rumah warga yang akan terdampak proyek Bendungan Bagong. Rumah penduduk tersebut berada di dua desa, yakni Sengon dan Desa Sumurup.
"Untuk yang di Desa Sengon ada 38 rumah, sedangkan di Desa Sumurup sekitar 60-an rumah," ujar Budi.
Rumah-rumah itu warga tidak seluruhnya terkena konstruksi bendungan, namun berada pada titik genangan air.
"Kami berharap dengan diawali di Desa Sengon ini, masyarakat lain yang terdampak nantinya juga bersedia untuk dilakukan relokasi," jelas Budi.
BBWS Brantas mengakui dukungan masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan. "Semoga proses pembangunan sesuai dengan schedule yang selesai 2024," jelas Budi.
Bendungan Bagong dibangun di Desa Sengon dan Sumurup dan Kecamatan Bendungan, Trenggalek dengan alokasi anggaran dari APBN sebesar Rp 1,6 triliun. Bendungan tersebut memiliki luas 251 hektare dengan daya tampung air 17 juta meter kubik. Saat ini progres pembangunan baru mencapai 2,1 persen.