Pemasangan camera trap untuk memantau populasi Macan Tutul Jawa terus dilakukan Balai Taman Nasional (TN) Meru Betiri. Sebanyak 106 camera trap dipasang di beberapa titik, yang disinyalir lokasi dari predator terbesar kedua setelah punahnya Harimau Jawa.
Pemasangan camera trap tak dilakukan di sembarang tempat. Harus lokasi yang sesuai. Oleh karena itu, pemasangan harus melalui perencanaan yang akurat. Tak jarang, pemasangan pun juga dilakukan di lokasi yang jarang dijamah manusia.
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Pertama pada Balai TN Meru Betiri, Nur Kholik mengatakan, sebelum pemasangan camera trap pihaknya melakukan site monitoring. Data diambil dari berbagai aspek. Diantaranya survey pendahuluan dan informasi dari masyarakat.
"Kalau survey kita harus mengetahui adanya jejak, cakar dan juga feses Macan Tutul Jawa. Selain itu juga Infomasi dari masyarakat jika ada pertemuan atau kontak langsung dengan manusia," ujarnya kepada detikcom, Minggu (26/9/2021).
Setelah itu, dari hasil site monitoring itu dilakukan pemasangan camera trap di beberapa lokasi. Di antara di punggung bukit, sekitar tebing ataupun kawasan lain yang disinyalir menjadi relung ekologi Macan Tutul Jawa.
"Kita pasang sebanyak 106 karena di 52 grid di kawasan 52 hektar lokasi TN Meru Betiri. Ada yang dipasang dua dan sebagian juga satu," ujar Nur Kholik yang juga sebagai Koordinator Perencanaan, Kerjasama Kemitraan dan Perpetaan di TN Meru Betiri ini.
Tak jarang, pemasangan camera trap ini juga menghadapi kendala medan yang tak mudah. Tim harus menyusuri sungai, mendaki bukit hingga jalan terjal. Mereka juga harus terpaksa memutar balik, jika jalan yang dilalui itu menemukan jurang ataupun tebing yang sulit didaki.
"Kesulitan medan agak berbeda Baluran sama Alas Purwo. Meru Betiri itu memiliki medan berbukit. Pegunungan kecil, naik turun ada tebing, batu menjadi tantangan tersendiri," tambahnya.
Namin lokasi yang sakit itu, menjadi tempat ideal bagi Macan Tutul Jawa menjadi lokasi persembunyian atau tempat tinggal. Karena lokasi yang tidak terbuka seperti padang savana, membuat predator nomer dua setelah punahnya Harimau Jawa ini menjadi tempat berlindung.
"Makanya sangat jarang bisa ditemui kalau di Meru Betiri. Kalau di Alas Purwo dan Baluran kan lebih terbuka," tambahnya.
Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) terletak di pantai selatan Jawa Timur. Masuk dalam dua kabupaten yakni Jember dan ujung timurnya di Banyuwangi. Luasnya mencapai 50.000 hektare. Namanya diambil dari gunung tertinggi yang terdapat di dalamnya Gunung (meru) Betiri setinggi 1.223 M.