Populasi Macan Tutul Jawa di TN Meru Betiri Dipantau 106 Camera Trap

Populasi Macan Tutul Jawa di TN Meru Betiri Dipantau 106 Camera Trap

Ardian Fanani - detikNews
Minggu, 26 Sep 2021 20:27 WIB
Pasang 106 Camera Trap, TN Meru Betiri Fokus Identifikasi Populasi Macan Tutul
Camera trap dipasang pantau populasi macan tutul Jawa/oto: Istimewa (Dok TN Meru Betiri)
Banyuwangi -

Balai Taman Nasional (TN) Meru Betiri memasang 106 kamera trap untuk mengidentifikasi populasi Macan Tutul Jawa. Hal ini dilakukan untuk memastikan populasi satwa yang terancam punah tersebut tetap terjaga dan terus berkembang biak.

Kepala Balai TN Meru Betiri, Maman Surahman mengaku tahun ini pihaknya kembali memasang 106 unit kamera trap di 52 grid atau titik kawasan. Kamera itu berfungsi untuk merekam aktivitas satwa liar yang berada di TN Meru Betiri, termasuk Macan Tutul Jawa.

"Masing-masing grid memiliki luasan 1 KM persegi. Kita pasang ada yang satu kamera trap sampai 3 kamera di masing-masing grid," ujarnya kepada detikcom, Minggu (26/9/2021).

Kamera trap tersebut dipasang selama tiga bulan mendatang. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan analisis dan identifikasi berapa banyak Macan Tutul Jawa yang tertangkap kamera trap.

"Jika melihat populasi yang sudah teridentifikasi, kita perkirakan jumlah macan tutul yang ada di TN Meru Betiri di kisaran angka 50 sampai 53 individu. Semoga, selama 3 bulan mendatang, 106 kamera trap yang sudah terpasang bisa menangkap aktifitas macan tutul baru yang ada di TN Meru Betiri," tambahnya.

Maman Surahman menambahkan, hasil pengamatan pada tahun 2017 lalu, populasi Macan Tutul Jawa yang berhasil diidentifikasi sejumlah 15 ekor. Namun saat ini, pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi 35 ekor macan tutul yang tumbuh kembang di TN Meru Betiri.

"Selama empat tahun terakhir, populasi macan tutul terjaga cukup baik. Dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlahnya. Berdasarkan Identifikasi kita, ada 35 individu macan tutul yang berhasil tertangkap kamera trap," jelas Maman.

Kegiatan inventarisasi Macan Tutul Jawa ini didukung juga oleh Yayasan SINTAS (Save the Indonesia's Nature and Threatened Species).

Menurut Maman, ada beberapa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi macan tutul yang tertangkap kamera trap. Salah satunya dengan melakukan penandaan morfologi tubuh Macan Tutul Jawa.

"Dari tahun ke tahun jumlah macan tutul yang tertangkap kamera trap itu fluktuatif ya. Tapi dari rekaman tersebut, kita lakukan penandaan morfologi, sehingga kita bisa menginventarisasi populasi atau berapa jumlah macan tutul yang masih terjaga, maupun yang baru teridentifikasi," ungkapnya.

"Ada dua macam macan tutul yang berhasil kita identifikasi. Kalau spesiesnya sama, hanya berbeda dari corak warna kulitnya. Yang pertama macan tutul pada umumnya. Kedua, ada variasi warna melanistik atau yang biasa disebut macan kumbang," tambah Maman.

Beberapa kamera trap juga berhasil merekam Macan Tutul Jawa yang masih berusia remaja dan peranakan. "Ini menunjukkan habitatnya masih bagus. Termasuk ketersediaan satwa mangsanya masih terjaga," tambahnya.

Diakui Maman, hal tersebut juga menandakan bahwa konflik antara macan tutul dengan manusia relatif menurun, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberlangsungan hidup satwa yang hampir punah ini.

"Artinya perburuan terhadap macan tutul ini sudah mulai berkurang. Kita terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya di wilayah pinggiran hutan untuk turut serta melindungi macan tutul," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.