"Kami pernah menerima makanan hasil orderan fiktif dari ojol, baru-baru ini pada Rabu (15/9) sekitar pukul 01.00 WIB," kata Ustaz Agus di yayasannya.
Agus menambahkan, di yayasannya baru dua kali menerima orderan fiktif yang diterima para ojol. Bentuknya berupa bungkusan makanan. Setelah kiriman diterima, pihak ojol meminta barang yang sudah diterima di foto.
"Ya sempat kaget juga mas, tengah malam ada seseorang mengetuk pintu yayasan. Setelah kami temui ternyata seorang ojol mengantar 10 bungus nasi bebek," tandas Agus.
![]() |
Sementara seorang ojol warga Surabaya, Rahmad (43) mengaku pernah mendapat orderan fiktif tersebut. Terutama orderan menu masakan. Karena sudah berusaha mencari alamat tidak ditemukan, akhirnya pesanan tersebut dikirim ke sebuah yayasan.
"Sering mas mendapat pesanan atau orderan fiktif. Kalau alamat sudah tidak ditemukan, orderan tersebut saya kirim ke panti asuhan," tambahnya.
Rahmad menambahkan, pengiriman hasil orderan fiktif ke panti asuhan sesuai ketentuan pihak aplikator. Bila ojol mendapat orderan fiktif, bisa melakukan refund ke kantor jika makanan diberikan ke panti asuhan Setelah itu mengurus pengembalian uang (refund) ke pihak aplikator, yang prosesnya memakan waktu 2-5 hari.
(fat/fat)