Makam Peneleh berada di Jalan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Makam ini sepi pengunjung selama pandemi COVID-19.
Makam Peneleh merupakan tempat pemakaman di era kolonial Belanda. Makam ini memiliki nisan-nisan artistik dan unik. Makam yang memiliki luas 4,5 hektare ini, sebelum pandemi COVID-19, banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain untuk berziarah dan mengenang sejarah. Makam Peneleh yang dibuka pada tahun 1857 tersebut juga menjadi spot menarik bagi para pencinta fotografi.
![]() |
Saat dikunjungi detikcom, pagar Makam Peneleh tergembok rapat. Pengunjung harus izin terlebih dahulu untuk masuk. Makam Peneleh dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Pengunjung wajib prokes dan jumlahnya dibatasi.
"Setiap hari dibuka jam kerja. Hari Minggu juga dibuka dengan wajib protokol kesehatan. Dan jumlahnya dibatasi," kata Kepala Kebersihan Makam Peneleh, Agus Wahyudi kepada detikcom, Minggu (19/9/2021).
Agus menambahkan, meski dibuka setiap hari, pengunjung tidak semuanya boleh masuk. Hanya untuk pelajar dan mahasiswa yang ingin menggali sejarah tentang Makam Peneleh. Sedangkan untuk keperluan foto prewedding masih belum diperkenankan.
"Kalau untuk anak sekolahan dibuka. Tapi untuk foto prewedding kita tunda dulu. Kalau untuk yang lain harus izin dahulu," ujar Agus.
Sebelum pandemi COVID-19, wisatawan asal Belanda sering berkunjung ke Makam Peneleh. Mereka datang setiap tahun.
"Selama pandemi nggak ada. Sebelumnya ada setiap tahun, pada Bulan Desember dan Januari. Kalau (Komunitas Suster) setiap tiga bulan selalu datang tabur bunga," ujar Agus.
Agus yang baru dinas di Makam Peneleh selama 1,5 tahun mengaku, tidak mengetahui secara pasti soal jumlah kuburan. "Menurut versi jumlahnya 11 ribu berapa gitu. Luasnya bisa dipastikan 4,5 hektare. Sesuai dengan peta pengelolaan di sini," ungkap Agus.
Simak juga 'Setop Sebut Rumah Kami Kampung Janda':