Di komplek Makam Sunan Ampel, ada beberapa makam, mulai dari makam Sunan Ampel sendiri, kemudian ada makam Nyai Condrowati, makam Mbah Bolong, makam Mbah Soleh, hingga petilasan Sunan Kali Jogo.
Di dalam komplek Makam Sunan Ampel, ada sejumlah gapura paduraksa yang dilewati oleh peziarah. Gapura-gapura yang dijuluki 'Gapuro Limo' ini memiliki ornamen relief dan ukuran yang berbeda-beda.
Dimulai dari Gapuro Munggah (naik) yang ada di Jalan Sasak. Gapura ini merupakan salah satu gapura pintu masuk menuju makam Sunan Ampel. Lalu ada Gapuro Poso (puasa) di dekat tempat wudhu para peziarah.
![]() |
Masuk lebih dalam menuju makam Sunan Ampel, peziarah akan menjumpai Gapuro Mengadep (menghadap). Gapura ini identik dengan relief ornamen berbentuk cengkeh.
Kemudian peziarah akan melewati Gapuro ngamal (zakat). Hingga di gapura terakhir di dekat makam Sunan Ampel, yakni Gapuro Paneksen (penyaksian).
Sadar atau tidak, saat peziarah melewati lima gapura paduraksa tersebut, ukurannya berbeda-beda. Semakin dekat dengan makam Sunan Ampel, ukurannya semakin kecil.
"Gapuro limo ini simbol rukun islam," ujar M Khotib Ismail, sejarawan lokal di Ampel kepada detikcom, Minggu (12/9/2021).
Khotib mengatakan, keunikan dari gapura-gapura tersebut, yakni relief atau simbolnya memiliki makna yang berbeda-beda. Selain itu ukuran gapura juga berbeda.
"Lima gapura paduraksa ini bisa diperhatikan, semakin masuk gapuranya semakin kecil. Mungkin filosofinya semakin tinggi gradasinya yang artinya semakin dekat dengan makamnya semakin kecil. Tapi persisnya saya kurang tahu, terus kita dalami artinya," kata Khotib.
"Artinya juga barang siapa yang melewati akses itu, maka dia mendapat barokah," tandas Khotib.
Simak juga 'Potret Sepinya Acara Puncak Buka Luwur Makam Sunan Kudus':
(iwd/iwd)