Peternak Jatim Merasakan Dampak Tak Langsung dari Badai Ida di AS

Peternak Jatim Merasakan Dampak Tak Langsung dari Badai Ida di AS

Esti Widiyana - detikNews
Sabtu, 11 Sep 2021 17:31 WIB
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak//Foto file: Faiq Azmi
Surabaya -

Badai Ida di Amerika Serikat (AS) berdampak pada bahan pangan global. Sebab kontainer yang terperangkap di pelabuhan AS terkena Badai Ida.

Akibat badai Ida, bahan pangan di Jatim pun terdampak. Khususnya bagi para peternak. "Memang ini global isunya. Ini ada 2 kendala, pertama terkait dengan pangan, kedua kontainer. Jadi, memang saat ini harga kontainer meningkat pesat dari 1.000an Dolar jadi hampir 3.000," kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/9/2021).

"Ini disebabkan karena pulihnya ekonomi di Amerika menyebabkan kontainer-kontainer dimobilisasi ke Amerika memulai eksport. Tapi begitu semua kontainer parkir di Amerika, terjadilah badai Ida," tambahnya.

Ia menjelaskan, badai Ida ini diprediksi akan bergerak ke pesisir yang lainnya. Oleh karena itu, terjadi gagal panen yang masif dan juga rusaknya pelabuhan-pelabuhan.

Bahkan, lanjut Emil, terdapat pelabuhan mati listrik dalam waktu panjang. Akibatnya, kontainer stagnan dan menyebabkan harga-harga barang kontainer tinggi karena langka.

"Gagal panen ini menyebabkan dorongan naik harga komoditas seperti di kacang kedelai, jagung. Inilah yang menyebabkan sekarang peternak kesulitan. Karena harga pokok produksi telur maupun ayam hidup atau life bird dengan harga jualnya itu tinggi harga pokok produksinya," jelasnya.

Mantan Bupati Trenggalek ini mengatakan, ini sebabnya para peternak berharap untuk stabilisasi harga. Karena memang perlu adanya tambahan supply bahan pangan jagung.

"Kalau tidak memadai dalam negeri untuk menyelamatkan peternak, harus dari luar. Cuma, kami mendapat info harga yang ditawarkan untuk import jagung saat ini masih di kisaran Rp 6.000/kg, masih berat bagi para peternak. Harapannya komoditas lain seperti barley dan sorgum dipertimbangkan juga untuk datang ke Indonesia. Untuk menyelamatkan nasib peternak," jelasnya.

Ia mengakui Jatim juga turut terdampak dan dirasakan oleh para peternak. "Sudah terasa para peternak-peternak itu," ujarnya.

Emil melanjutkan, panen raya jagung lokal diprediksi pada Bulan Oktober 2021 sampai Februari 2022. Akan tetapi, untuk memenuhi kebutuhan produksi pakan dan peternak sulit.

"Sehingga lewat Koperasi Pinsar mengusulkan ke Kementerian Perdagangan, Kementan, Bulog untuk mendatangkan dari luar untuk jagung. Harapannya November-Februari sudah terisi. Cuman harganya karena masih Rp 6.000/kg mereka masih sulit. Maka mereka berharap substitusinya seperti barley dan sorgum bisa dimasukkan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.