Namun hingga kini, belum diketahui apakah pasien tersebut terpapar varian baru MU atau varian lama. Dokter Spesialis Patologi Klinis RSLI, dr Fauqa Arinil Aulia mengklarifikasi nilai CT Value 1,8 yang beredar.
Pasien tersebut merupakan pasien umum, bukan PMI. dr Fauqa menambahkan pasien dites menggunakan metode isolated isothermal-PCR (ii-PCR). Metode ini berbeda dengan metode reverse transcription PCR (RT-PCR).
Tak hanya itu, hasil pemeriksaan menggunakan metode isotermal PCR, pelaporannya menggunakan indeks rasio. Yang mana, penghitungan di bawah 1,15 dinyatakan negatif dan 1,8 positif.
"CT-Value dari RT-PCR cut-off negatifnya juga bermacam-macam, tergantung instrumen dan reagen yang digunakan," kata dr Fauqa di Surabaya, Jumat (10/9/2021).
Dia menambahkan, dari monitoring PCR kelompok PMI sebelum selesai isolasi di RSLI, pihaknya memang mendapati CT Value yang masih rendah menjelang hari ke-14 perawatan yakni kurang dari 25. Untuk itu, dilakukan pengiriman sampel PMI dengan kondisi khusus tersebut ke Unair.
"Karena PMI adalah pelaku perjalanan luar negeri, maka akan diisolasi 14 hari dan dimonitor dengan swab PCR di awal kedatangan. Apabila negatif bisa pulang dan apabila positif akan dirawat hingga 14 hari dan bila tidak ada lagi indikasi klinis, symtomatik dan komorbid lainnya, bisa pulang," ungkapnya.
"Sedangkan sampel yang khusus, akan tetap dilanjutkan proses penelitiannya. Hasilnya pun tentunya tidak serta-merta bisa diumumkan ke publik karena masing-masing pihak mempunyai kewenangan sendiri," tambahnya.
"Sejak Mei 2021, kita total sudah mengirimkan 78 sampel, diantaranya yang sudah keluar 1 varian South of Afrika, 1 varian UK, 9 Varian Delta, beberapa bulan yang lalu. Sedangkan untuk sebulan terakhir ini belum ada hasil yang dikabarkan. Sekarang masih berproses." pungkas dr. Fauqa.
Sebelumnya, penanggungjawab RSLI Surabaya, Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi MARS menegaskan pihaknya tidak pernah mengabarkan ada pasien dengan varian baru MU. Dia juga menyebut pihaknya tidak memiliki kewenangan mengumumkan varian baru yang muncul.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan whole genome sequencing oleh ITD Universitas Airlangga (Unair) untuk memastikan varian virus tersebut.
"Tugas RSLI merawat pasien COVID-19, melakukan tindak lanjut apa bila ada yang perlu dicermati dan melaporkannya kepada pemangku kebijakan dalam hal ini Dinkes Jatim dan Gubernur. Setelah itu baru kita tindaklanjuti setelah rilis resmi dari mereka," jelas Samsulhadi.