Awas! Ketela 'Raksasa' Pandemir Beracun Jika Tak Diolah dengan Benar

Awas! Ketela 'Raksasa' Pandemir Beracun Jika Tak Diolah dengan Benar

Charoline Pebrianti - detikNews
Rabu, 08 Sep 2021 17:47 WIB
ketela pandemir
Petani Ponorogo sedang panen ketela pandemir (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo - Ketela pandemir alias ketela raksasa ternyata beracun jika tak diolah dengan benar. Dengan ukurannya yang besar, ketela ini perlu pengolahan khusus agar bisa dikonsumsi.

Ketela pandemir bisa berbahaya jika pengolahannya salah. Karena ketela jenis ini mengandung glikosida sianogenik yang dapat melepaskan zat sianida dalam tubuh saat dikonsumsi.

Salah satu petani, Jairan (40) mengatakan proses pengolahan ketela pendemir agar bisa dikonsumsi sebenarnya mudah dan sederhana. Hanya butuh perendaman dengan air selama 2 hari.

Baca juga: Gede Banget! Ketela Raksasa di Ponorogo Ini Hasilkan 50 Kg Satu Batangnya

"Direndam air biasa, paling tidak dua hari. Habis itu baru bisa diolah," terang Jairan, petani warga Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo, Rabu (8/9/2021).

Jairan menambahkan biasanya ketela pandemir diolah jadi makanan tradisional, gaplek. Setiap pekan, selalu ada pengepul yang mengambil gaplek buatannya.

"Biasanya dibuat gaplek, ada pengepul yang datang ke rumah untuk ambil," tambah Jairan.

Baca juga: Gede Banget! Satu Umbi Singkong di Klaten Ini Beratnya 9 Kg

Sementara, petani lainnya Sunartin mengaku selain mengolah menjadi gaplek, biasanya diolah menjadi nasi tiwul. Harganya pun lebih mahal mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram.

"Kadang selain gaplek, bikin nasi tiwul," imbuh Sunartin.

Ketela pandemir sendiri untuk satu umbinya bisa mempunyai berat rata-rata 3-5 kg. Sehingga untuk satu batang ketela, bisa menghasilkan sekitar 50 kg. Masa tanam ketela ini sekitar 9 bulan-1 tahun. Secara kasat mata, ketela ini memang terlihat sangat besar. Ukurannya bisa sampai sebesar kentongan. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.