Waffiq Maaroja Juara Kompetisi Matematika Dunia, Kecerdasannya Warisan sang Ayah

Waffiq Maaroja Juara Kompetisi Matematika Dunia, Kecerdasannya Warisan sang Ayah

Purwo Sumodiharjo - detikNews
Rabu, 01 Sep 2021 13:07 WIB
Waffiq Maaroja peraih second prize Olimpiade Matematika Internasional
Waffiq menunjukkan raihan prestasinya di kompetisi matematika internasional (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan - Buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya. Peribahasa itu tepat untuk menggambarkan perjalanan Waffiq Maaroja (23). Otak brilian yang mengantarnya meraih juara Kompetisi Matematika Dunia ternyata diwarisi dari sang ayah, Sudarmadi.

Di sisi lain, pria berusia 61 tahun itu juga sekaligus berperan sebagai mentor. Sudarmadi sendiri pensiun sejak tahun lalu dengan jabatan terakhir kepala Sekolah SD. Sejak Waffiq masih belia, ayahnya sudah menanamkan nilai pengajaran pada anaknya.

"Karena saya pendidik ya, jadi secara otomatis nilai-nilai yang saya punya juga saya berikan kepada anak-anak," ujar Sudarmadi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/9/2021).

Sudarmadi mengatakan sebagai pendidik dirinya menaruh minat khusus pada matematika. Hal itu dilandasi keinginan menciptakan formula pengajaran yang efektif pada anak didik. Pasalnya, mata pelajaran itu cenderung ditakuti siswa.

Berbekal kecakapan dan rajin bereksperimen, Sudarmadi mampu menyajikan rumus yang rumit menjadi sederhana. Dengan begitu para siswa pun diharapkan menyukai pelajaran matematika. Sehingga materi yang diajarkan pun mudah dimengerti.

"Jadi mengenalkan matematika kepada anak SD itu butuh cara khusus. Nah, saya berusaha membuat rumus yang sulit jadi sederhana agar supaya belajar matematika terasa menyenangkan," katanya.

Terkait kecerdasan Waffiq, Sudarmadi mengaku sebagai ayah sudah melihat bakat kecerdasan anaknya sejak masih kecil. Hal itu berawal dari keingintahuan Waffiq terhadap hal-hal baru, terutama di bidang eksakta.

Awalnya, Waffiq yang masih duduk di bangku kelas 4 SD menemukan buku pelajaran milik kakaknya. Di situ dirinya mendapati sejumlah soal matematika. Alih-alih menghindar, dia justru penasaran memecahkannya. Salah satu tempat bertanya adalah ayahnya.

Berawal dari situ, kecintaan Waffiq pada ilmu pasti kian menjadi. Tak sedikit rumus-rumus yang sulit dipahami orang dewasa akhir berhasil dia kuasai dalam tempo singkat. Bahkan saat diuji untuk menjawab soal untuk kelas 6 SD, Waffiq mampu menyelesaikannya tanpa kendala.

"Jadi waktu masih kelas 4 itu dia disuruh mengerjakan soal untuk kelas 6, ternyata bisa. Semua kaget itu," tutur Sudarmadi.

"Yang jelas anak yang pintar eksak itu IQ-nya pasti di atas 120. Saya kira Waffiq juga begitu," tambahnya.

Berbagai jenjang kompetisi juga diikuti Waffiq sejak anak-anak. Salah satunya Olimpiade Siswa Nasional (OSN). Berawal dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. Sudarmadi tak hanya membimbing namun juga telaten mengantar anaknya selama kegiatan.

Kini mahasiswa jurusan Ilmu Komputer itu menyandang gelar juara. Ini setelah dirinya berhasil menggondol penghargaan 'Second Prize' pada International Mathematics Competition for University Students. Dalam event yang digelar daring itu dia mewakili kampusnya. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.