Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo sudah melakukan tracing. Ada belasan warga yang jadi kontak erat akibat aksi tersebut.
Awalnya, warga enggan memenuhi panggilan Satgas COVID-19 untuk swab PCR di halaman rumah almarhumah S (34), yang meninggal terpapar COVID-19. Namun tiga pilar TNI/Polri dan Kecamatan Leces serta pemerintah desa setempat terus melakukan pendekatan kepada warga.
Akhirnya keluarga S dan warga mau mengikuti swab PCR. Sampel swab lalu dikirim ke laboratorium RSUD Waluyo Jati. Besok baru diketahui hasilnya.
Keluarga S meminta maaf atas aksi merebut jenazah COVID-19 saat pemakaman. Sehingga pemakaman S tidak jadi dilakukan secara protokol kesehatan.
"Saya mau tracing dan di-swab, karena takut menular karena kontak erat dengan jenazah S yang positif terpapar COVID-19. Kalau ada penularan bisa diketahui. Saya minta maaf ke pemerintah dengan kejadian saat itu. Keluarga dan warga mau di-tracing semua," ujar Munir, keluarga S, Jumat (13/8/2021).
Sementara menurut Camat Leces, Muhamad Syarifudin, ada 18 warga yang kontak erat. "Kejadian pengambilan peti jenazah COVID-19 yang terjadi tanggal 8 Agustus 2021 kemarin, kita melakukan tracing ke keluarga dan masyarakat yang kontak erat dengan jenazah dan peti mati yang terkonfirmasi COVID-19," terangnya.
"Sementara hasil analisa kita ada 18 orang yang kontak erat dengan jenazah COVID-19. Hari ini kita lakukan tracing dan swab semua. Swab PCR hasilnya paling lambat besok. Imbauan ke masyarakat kalau COVID-19 itu ada dan masyarakat patuh prokes," imbuh Syarifuddin.
Petugas berharap, warga tidak termakan berita hoaks soal nakes akan selalu meng-COVID-kan pasien. Virus Corona ada dan sudah banyak masyarakat yang meninggal akibat keganasan virus ini. (sun/bdh)