Jamasan Keris Umyang Jimbe, Tradisi yang Lestari di Blitar Meski Pandemi

Jamasan Keris Umyang Jimbe, Tradisi yang Lestari di Blitar Meski Pandemi

Erliana Riady - detikNews
Jumat, 13 Agu 2021 10:35 WIB
Blitar -

Salah satu kearifan lokal di Blitar yakni Jamasan Keris Umyang Jimbe. Ini merupakan tradisi menyucikan pusaka warisan leluhur.

Sejak pagi, di gapura Situs Kekunaan Jimbe sudah terpasang janur kuning. Simbol hajatan besar itu menandakan, desa ini menggelar Jamasan Keris Umyang Jimbe.

Jamasan Keris Umyang Jimbe selalu digelar setiap Bulan Suro, Hari Kamis Kliwon atau malam Jumat Legi. Beberapa keris yang dimiliki warga Blitar turut dijamasi atau disucikan di Situs Kekunaan Jimbe.

Menurut Tunas Waluyo, juru kunci situs yang berada di Kecamatan Kademangan ini, Situs Kekunaan Jimbe pada awalnya adalah sebuah candi dengan banyak arca, altar dan benda purbakala lainnya. Namun pada 1965, beberapa orang merusaknya dan membuang serpihan candi dan arca itu ke dalam sungai yang mengalir tepat di sisi barat situs.

Kemudian tahun 1969, dinas kepurbakalaan melakukan penelitian berdasarkan manuskrip di Negarakertagama dan Pararaton yang mendeskripsikan, bahwa Raja Majapahit pernah berkunjung ke wilayah Jimbe.

"Dinas kepurbakalaan lalu melakukan pencarian. Dan berdasar cerita tutur serta kesaksian warga sekitar, mereka mencari di sungai barat ini dan benar menemukan banyak bagian situs yang dibuang," jelas juru kunci keempat Situs Kekunaan Jimbe ini, Jumat (12/8/2021).

Dari temuan itu, lanjut Tunas, pada 1971 dinas kepurbakalaan lalu membuat bangunan beratap berukuran 5x7 meter. Di dalamnya, tersimpan beragam bentuk potongan batu andesit. Seperti kaki, kepala katak, arca dwarapala, lingga yoni dan lain-lainnya.

Jamasan Keris Umyang Jimbe, selalu dipilih tiap Bulan Suro, hari Kamis Kliwon atau malam Jumat LegiJamasan Keris Umyang Jimbe/ Foto: Erliana Riady

Pantauan detikcom, di dalam bangunan itu juga tersimpan beberapa pusaka berupa keris dan tombak. Aroma dupa kemenyan beradu harum bunga setaman, memenuhi ruangan beratap pendek yang didominasi cat warna kuning emas ini. Satu di antara keris itu adalah Keris Umyang Jimbe, pusaka leluhur yang diwariskan bagi warga desa ini. Sego berkat dengan lauk lengkap, dihantarkan sebagai sajen (sesaji) kepada para leluhur desa ini.

"Keris Umyang Jimbe itu dari cerita tutur dibuat oleh Mpu Supo di era Majapahit akhir. Pembuatan keris ini dalam pencarian sengkelat (bentuk) yang hilang. Dapur keris (bagian bawah), terukir dua puthut kembar yang menjadi ciri khas keris umyang," papar Tunas.

Jika pada kondisi normal, acara ini digelar sangat meriah. Ritual jamasan didahului kirab pusaka berkeliling desa. Malam sebelum jamasan, beberapa sesepuh membaca doa dalam kidung macapat. Lalu usai jamasan, penampikan kesenian Jaranan selalu ditunggu warga. Ritual jamasan ditutup pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

"Ini tradisi kami. Gak berani kami tinggalkan dalam kondisi apapun. Seperti sekarang pandemi, ya kami upayakan tetap digelar, namun ritualnya menyesuaikan prokes. Kirab ditiadakan, hanya simbol saja saja," imbuhnya.

Semua orang yang terlibat dalam ritual jamasan ini dibaluri boreh. Mereka meyakini, boreh akan mengangkat rasa sakit pada bagian tubuh yang dibaluri. Sebagian juga meyakini, dengan berbalur boreh akan menjadi tolak balak penyakit dan bencana lain dalam kehidupan selanjutnya.

"Biar terhindar dari balak, Mbak," ucap seorang penari Jaranan, Bambang.

Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Waris Risanto, selaku juru jamas mengaku butuh puasa pada H-3. Selain rapalan doa, ubo rampe jamasan disiapkan di atas meja. Seperti air rendaman bunga setaman, jeruk nipis untuk membersihkan keris dalam Jamasan Keris Umyang Jimbe dan menghindarkan materi keris dari korosi.

Waris membuka sarung keris usai memanjatkan doa. Sambil memejamkan mata, keris dihadapkan wajahnya sembari merapal doa.

Kemudian keris diasapi dupa, diolesi jeruk nipis agar karat yang menempel terlepas, baru dicuci dengan air kembang setaman.

"Jamasan itu seperti ngecas HP biar bisa difungsikan. Kalau gak dijamasi ya seperti HP itu, kehabisan baterai lalu mati. Doanya saya awali bismillahirohmannirohim, mohon izin Sang Penguasa Jagat, baru baca rapalan. Kalau itu rahasia, ndak saya kasih tahu sampean," pungkas Waris sambil tertawa.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.