Pihak RSUD Abdoer Rahem menolak dengan dengan tegas tudingan telah meng-COVID-kan pasien. Sebab, pihak rumah sakit telah melakukan rontgen dada dan thorax pasien bersangkutan.
"Sama sekali tidak benar kalau rumah sakit meng-COVID-kan seseorang," kata Plt Direktur RSUD Abdoer Rahem dr Roekmy kepada wartawan, Rabu (14/7/2021).
Menurut Roekmy, semua dilakukan secara prosedural berdasarkan indikasi, dengan tujuan menjaga keselamatan masyarakat. Sebagai contoh, bagi setiap pasien yang mengalami kecelakaan, pasti dilakukan rontgen.
Kalau misalkan kepalanya ada keluhan, akan dilakukan rontgen kepala. Atau, jika dadanya yang dikeluhkan maka akan dilakukan rontgen dada (thorax).
"Nah, dari hasil rontgen itulah, ternyata pasien ini ada indikasi COVID-19. Setelah dilakukan rapid antigen, ternyata positif. Lantas dilanjut ke PCR, dan hasilnya ternyata positif," ungkap Roekmy.
Saat pasien meninggal, kata Roekmy, hasil PCR memang belum keluar. Tapi dari hasil rapid antigen memang positif. Daripada berspekulasi, lanjut Roekmy, lebih baik diambil keputusan pemulasaraan secara prokes.
"Kalau memang positif COVID-19 kemudian dianggap tidak COVID-19, justru akan berisiko memberikan penularan kepada lainnya kan," beber Roekmy. (iwd/iwd)