Pasien Suspect COVID-19 Jombang Kabur dari RS dengan Infus di Tangan

Pasien Suspect COVID-19 Jombang Kabur dari RS dengan Infus di Tangan

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 06 Jul 2021 17:31 WIB
Seorang emak-emak, SL (53), kabur dari ruang isolasi RSUD Ploso, Jombang dengan infus masih menempel di tangan. Pasien suspect COVID-19 asal Kecamatan Sumobito itu memilih isolasi mandiri di rumah.
Petugas dari Puskesmas Sumobito mendatangi rumah SL/Foto: Istimewa
Jombang - Seorang emak-emak, SL (53), kabur dari ruang isolasi RSUD Ploso, Jombang dengan infus masih menempel di tangan. Pasien suspect COVID-19 asal Kecamatan Sumobito itu memilih isolasi mandiri di rumah.

Ketua RW 03 Desa/Kecamatan Sumobito, Jombang, Nur Cahyono mengatakan, SL pulang dari RSUD Ploso pada Minggu (4/7) sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu, SL pulang naik becak bermotor (bentor) dengan selang infus masih terpasang di tangannya.

"Dia pulang dari rumah sakit dalam keadaan paksa, katanya orang-orang melarikan diri. Jarum dan infus masih menempel," kata Nur kepada wartawan, Selasa (6/7/2021).

Direktur RSUD Ploso, dr Achmad Iskandar Dzulqornain menjelaskan, SL masuk ke IGD pada Minggu (4/7) sekitar pukul 01.00 WIB. Emak-emak berusia 53 tahun ini dirawat di rumah sakit pelat merah karena rujukan dari Puskesmas Sumobito.

Saat itu, SL mengalami muntah-muntah dan mempunyai riwayat diabetes. Hasil tes swab antigen menunjukkan dia positif COVID-19.

"Nyonya SL (53) dengan diagnosis suspect COVID-19, dia sakit diabetes, keluhan lainnya muntah-muntah. Kami screening, betul perlu rawat inap. Kami masukkan ke ruangan isolasi," terangnya.

Sekitar pukul 05.00 WIB, lanjut dr Iskandar, pihaknya baru mengetahui SL telah kabur dari ruangan isolasi. Saat itu, para tenaga medis yang bertugas mengecek semua pasien yang sedang dirawat di RSUD Ploso.

"Setelah dicari tidak ketemu, kami komunikasikan dengan Puskesmas dan kepala desanya. Ternyata benar, dia pulang paksa, pulang sendiri. Saat pulang selang infus masih terpasang," ungkapnya.

SL kabur tanpa sempat menjalani tes swab PCR untuk memastikan dia positif COVID-19 atau tidak. Menurut dr Iskandar, SL keberatan dirawat di ruangan isolasi sejak berada di Puskesmas Sumobito.

Setelah diketahui kabur, petugas dari Puskesmas Sumobito mendatangi rumah SL. Namun, ia tetap menolak dirawat di ruangan isolasi.

"Informasi terakhir dia menolak dirawat. Sehingga isolasi mandiri dengan pengawasan tiga pilar desa. Kesehatannya akan dipantau Puskesmas," jelasnya.

Ia menambahkan, SL yang suspect COVID-19 akan dites swab PCR setelah lima hari menjalani isolasi mandiri. Jika positif COVID-19, SL wajib melanjutkan isolasi mandiri sampai dinyatakan sembuh.

"Kalau kondisinya memburuk, harus dirujuk ulang," pungkas dr Iskandar.

Tonton video ' Naik Terus! Corona RI Per 6 Juli Tambah 31.189 Kasus ':

[Gambas:Video 20detik]



(sun/bdh)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.