Permintaan maaf ini dilakukan secara terbuka dan mengakui jika ada kesalahan Rumah sakit menyebut kejadian itu baru pertama kali terjadi.
"Atas nama seluruh keluarga besar RSUD Bangil, saya sampaikan permintaan maaf atas kejadian yang menimpa warga Bangil. Semoga kejadian ini tak akan terulang kembali," kata Direktur RSUD Bangil, dr Arma Roosalina, di laman resmi Pemkab Pasuruan, Senin (28/6/2021).
Arma mengatakan pihak rumah sakit sudah meminta pada seluruh petugas swab (Swaber) lebih berhati-hati dan bertanggungjawab terhadap seluruh hasil swab PCR yang dilakukan. Konfirmasi disertai cek dan ricek harus dilakukan sebelum hasil tes dikirim ke pasien.
"Kasus tersebut murni human error yang dilakukan oleh petugas swab. Saya sudah bertanya langsung pada swaber tersebut bahwa tidak ada niatan sama sekali untuk membuat kesalahan. Kejadian ini juga baru sekali terjadi di RSUD Bangil," tegasnya.
Dia menjelaskan kesalahan yang dilakukan oleh swaber bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya akibat membludaknya jumlah pasien COVID-19 di RSUD Bangil, sehingga diduga bisa mempengaruhi kondisi fisik dan konsentrasi petugas.
"Karena mungkin kelelahan saking banyaknya pasien yang sampai overload. Sehingga mungkin bisa mempengaruhi fisik dan konsentrasi. Tapi apapun alasan ini, saya atas nama pribadi dan manajemen meminta maaf atas kekeliruan ini, dan terima kasih, karena keluarga juga sudah memakluminya," ungkapnya.
Simak juga 'Kapan Waktu yang Tepat Lakukan Tes COVID-19?':
Ditegaskan Arma, RSUD Bangil siap menerima saran, kritik dan masukan. Hal itu diperlukan untuk terus berbenah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sebelumnya, kasus ini bermula saat Syarifah Torayyah (54) hendak melakukan tindakan medis penyakit persendian di PHC Surabaya. Sebagai prosedur tetap masa pandemi, pasien diminta membawa keterangan negatif COVID-19.
"Pihak PHC Surabaya menyarankan ibu saya tes di lokasi terdekat dengan domisili. Akhirnya tes ke RSUD Bangil," kata Salman Fariz (33).
Kemudian pada tanggal 15 Juni 2021, pasien melakukan swab mandiri di RSUD Bangil. Sehari kemudian, hasil tes keluar dan dinyatakan negatif. Tanggal 17 Juni, dia langsung menuju ke PHC Surabaya untuk tindakan medis.
"Tiba-tiba tanggal 23 Juni satgas COVID datang, bawa hasil tes tanggal pemeriksaan 21 Juni, dengan hasil tanggal 22 Juni, positif COVID-19. Padahal tanggal 21 Juni ibu kami tidak melakukan pemeriksaan (Swab)," kata Salman.
Saat petugas datang ke rumah membawa surat positif COVID-19, keluarga pasien kaget. Apalagi saat itu petugas bersama pihak RT, RW dan kelurahan. Psikologis keluarga shok. (fat/fat)