Terbaru, ada puluhan nakes di sejumlah rumah sakit di Surabaya yang tumbang terpapar COVID-19. Seperti nakes di RS Universitas Airlangga (RS Unair) Surabaya, ada sekitar 40 tenaga medis terpapar virus Corona.
"Sebagian nakes kita juga sudah ada yang kena (COVID-19). Nakes RS Unair termasuk dokter sekitar 40-an (yang terpapar Corona)," kata Anggota Satgas COVID-19 RS Unair Wiwin Is Effendi kepada detikcom, Kamis (24/6/2021).
Hal yang sama juga terjadi di RS Husada Utama (RSHU) Surabaya. Ada sekitar 15 nakes yang positif COVID-19.
Baca juga: 75 Dokter di Surabaya Positif COVID-19, Bagaimana Mereka Terpapar? |
"Pasti semua ada. Ada beberapa orang di tempat saya. Sekitar 15 orang terpapar, biasa, risiko. Perawat ada, petugas administrasi ada, dokter tidak ada," kata Dirut RSHU dr Didi D Dewanto SpOG.
"Ada yang isoman karena ringan, ada yang dirawat di tempat kami (RSHU). Alhamdulillah nggak ada yang berat sampai sekarang. Rata-rata OTG," tambah Didi.
Sebelumnya, pada Kamis (24/6), telah muncul tiga klaster Puskesmas di Banyuwangi dengan total 18 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Saat ini sudah ada tiga klaster Puskesmas. Pertama, klaster Puskesmas Licin, tempatnya nakes yang meninggal tadi. Ada tambahan 5 orang nakes yang positif, termasuk yang meninggal tadi pagi," kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Cerita soal Dokter Positif COVID-19 di Surabaya Sulit Cari Ruang Isolasi |
Klaster kedua yakni berasal dari Puskesmas Kedungwungu. Total ada 8 orang nakes yang positif COVID-19. Satu orang di antaranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Yang ketiga, klaster Puskesmas Tegaldlimo. Ini ada 5 orang nakes yang terpapar. Jadi total keseluruhan sudah ada 20 orang nakes yang positif COVID-19," ungkap Widji.
Diakui Widji, seluruh nakes yang terpapar COVID-19 ini sudah menjalani vaksinasi sebanyak dua dosis. Mereka mengikuti vaksinasi pada gelombang pertama, sekitar Bulan Maret 2021. Namun demikian, menurutnya, penularan virus corona tidak bisa hanya dilakukan dengan vaksinasi, melainkan juga tetap harus dengan melaksanakan protokol kesehatan.
(sun/bdh)