Tenaga Medis RSLI Keluhkan Susahnya Merawat Pasien COVID Asal Madura

Tenaga Medis RSLI Keluhkan Susahnya Merawat Pasien COVID Asal Madura

Faiq Azmi - detikNews
Kamis, 17 Jun 2021 15:52 WIB
Pasien RSLI Naik 260 Persen Lebih
RSLI Surabaya (Foto: Faiq Azmi/File)
Surabaya -

Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) hingga Kamis (17/6) merawat 377 pasien positif COVID-19. Mayoritas pasien yang dirawat berasal dari Madura khususnya Bangkalan.

Ada cerita bagaimana para tenaga medis yang ada di RSLI Surabaya butuh usaha ekstra merawat pasien asal Madura. Usaha ekstra diperlukan karena pasien asal Madura tersebut mempunyai mindset merasa sebagai tahanan dan bukan sebagai pasien yang harus disembuhkan.

Mereka merasa sebagai tahanan karena masuk ke RSLI setelah terjaring penyekatan, dan bukan masuk secara sukarela untuk berobat. Pada akhirnya para pasien asal Madura itu tak tertib dan tak menuruti perintah dan instruksi dokter. Salah satunya adalah menolak minum obat dan vitamin yang disediakan.

"Obat-obatan kan mengambil sendiri dan diumumkan di grup WhatsApp. Tapi mereka nggak datang mengambil. Kami umumkan lewat pengeras suara juga nggak datang," ujar Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 RSLI, Radian Jadid kepada detikcom, Kamis (17/6/2021).

Baca juga: Pasien Melonjak, Persediaan Bed RS Lapangan Indrapura Surabaya Menipis

Jadid mengaku pasien asal Madura juga sulit untuk diajak tertib. Contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Mereka tetap membuang sampah sembarangan meski sudah diingatkan berkali-kali. Bahkan petugas harus menggunakan bahasa Madura agar mereka mau mendengar.

"Buang sampah sembarangan meski sudah ada tempat sampah. Diingatkan tidak didengar, harus menggunakan bahasa daerah," kata Jadid.

Jadid menjelaskan sulitnya mengurusi pasien asal Madura tersebut berkaitan degan psikologi mereka. Karena mereka masuh ke RSLI Surabaya juga tanpa persiapan akibat terjaring penyekatan.

"Itu kan sebagian awal-awal kemarin, perlu penanganan lebih khusus karena psikologisnya beda. Maksudnya psikologis, bukan etnis ya. Ini karena mereka terjaring di penyekatan. Di RSLI ini kan rata-rata pasien mandiri datang langsung ke sini, nah kalau ini kan karena penyekatan, jadi mereka tidak siap," jelas Jadid.

Tonton juga Video: 1 Warga Positif Covid-19 Kabur ke Surabaya Saat Penyekatan Suramadu

[Gambas:Video 20detik]



Jadid menjelaskan beban psikologi para pasien bermacam-macam. Di antaranya, banyak dari mereka yang kaget dinyatakan positif COVID-19. Lalu para pasien itu tidak siap masuk RSLI.

"Ada yang datang pakai sepatu, mereka niat awalnya kerja, kena penyekatan, dan dinyatakan positif. Ada yang bingung, KTP-nya ketinggalan, motornya ketinggalan di penyekatan Suramadu. Psikologis itu yang menyebabkan mereka tidak stabil, hingga emosional," terang Jadid.

Jadid mengakui dampak dari psikologi itu membuat para pasien Bangkalan dan Madura dari penyekatan Suramadu merasa cemas, hingga perlu perawatan ekstra.
Kini, hal tersebut telah teratasi oleh tim RSLI. Pihak RSLI telah mendapat bantuan untuk para pasien dari penyekatan Suramadu. Seperti bantuan pakaian kepada pasien.

"Pasien ini kan rata-rata tidak bawa baju, kami carikan bantuan sandang pangan. Kebutuhan dasar tidak terpenuhi kan memang gitu, sudah terpenuhi sekarang. Ya saya katakan memang benar adanya mereka terkena tracing, gak mau untuk dirawat di sini. Secara psikologis mereka sempat merasa tahanan, dan pingin segera keluar," bebernya.

Baca juga: RSLI Hampir Penuh Terima Pasien Bangkalan, Rumah Sakit Lain Telah Disiapkan

Jadid menambahkan, RSLI kini telah menambah sejumlah dokter dan nakes. Hal ini dilakukan agar bisa memaksimalkan pelayanan kepada pasien.

"Ada tambahan, yakni 6 Dokter dan 12 perwat dari TNI. RSLI Surabaya juga akan mengupayakan tambahan bed dari BNPB," pungkasnya.

Diketahui, jumlah pasien yang dirawat di RSLI sebanyak 377. Jumlah itu terdiri dari 56 pasien PMI, 226 Klaster Madura, 12 klaster Pesantren, dan 82 pasien umum.

Judul di artikel ini sudah dimutakhirkan Sabtu (19/6/2021) Pukul 10.40 WIB atas beberapa pertimbangan dan masukan ke redaksi.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.