6. Klaster Hajatan Lamongan, Banyuwangi dan Madiun
Selain klaster keluarga hingga sekolah, adapula klaster hajatan yang ditemukan di Lamongan dan Banyuwangi.
Di Lamongan, warga yang meninggal akibat klaster hajatan di Desa Sidodowo Lamongan menjadi 13 orang. Kabag Prokopim Pemkab Lamongan Arif Bachtiar mengatakan kasus COVID-19 di Desa Sidodowo, Kecamatan Modo hingga saat ini masih terkendali dengan tetap menggencarkan 3T untuk melokalisir penyebaran dan mikro lockdown.
"Kasus di Desa Sidodowo masih terkendali dengan tetap menggencarkan 3T untuk melokalisir penyebaran. Selain micro lockdown tingkat desa," kata Arif saat dikonfirmasi wartawan, Senin (14/6/2021).
Arif menjelaskan satu tambahan korban meninggal berasal dari warga yang telah swab PCR. Total tracing yang dites, menurut Arif, sebanyak 798 warga dengan total kasus akumulasi PCR dan reaktif swab antigen sebanyak 263 orang. Prosentase positif dibandingkan dengan yang dites 30 persen yang jauh menurun ketika awal kasus yang mencapai 80 persen.
"Total tracing yang dites 798 warga, total kasus akumulai PCR dan reaktif swab antigen 263. Prosentase positif dibanding yang dites 30 persen, jauh menurun ketika awal kasus yang mencapai 80 persen," tandasnya.
Sedangkan di Madiun, klaster hajatan muncul bermula saat Rabu 2 Juni 2021. Kades Bantengan, Hartanto mengatakan 66 warga di dua RT Dukuh Bulurejo, Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, positif COVID-19.
Itu setelah 240 warga melakukan swab antigen usai mengalami gejala batuk dan pilek secara bersamaan.
"Beberapa hari setelah hajatan itu, baru muncul warga kami mengalami gejala batuk dan pilek. Untuk itu dilakukan rapid test antigen massal," kata Hartanto.
(fat/fat)