"Klaster rusun yang di Rusun Penjaringan Sari. Kalau yang lain tidak," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Senin (31/5/2021).
Feni mengatakan berdasarkan hasil tes swab, di Rusun Penjaringan Sari terdapat sekitar 25 penghuni yang positif COVID-19. Berdasarkan hasil tracing, rata-rata warga rusun melakukan perjalanan luar kota pada 4-5 hari sebelum dilakukan swab massal.
"Karena yang di rusun lain itu ada yang memang tidak pulang (luar kota). Tapi di Rusun Penjaringan Sari (ada yang luar kota). Mereka menyampaikan baru datang sekitar 4-5 hari sudah sampai di Surabaya. Swab itu hari ke-5 mereka datang (ke Surabaya)," ujarnya.
Dari 18 rusun yang dikelola Pemkot Surabaya, semuanya sudah dilakukan swab massal. Tepatnya kepada 10.240 penghuni, dan sekitar 50 penghuni positif COVID-19, terbanyak dari Rusun Penjaringan Sari.
"Semua di isolasi di Asrama Haji, tapi banyak yang sudah pulang. Karena pada saat 2 hari disana setelah diberi obat, dan vitamin, hasil swabnya negatif. Rata-rata usia produktif dan mereka tanpa gejala," jelasnya.
Penemuan kasus positif di rusun berawal saat ditemukan 2 penghuni Rusun Penjaringan Sari yang positif COVID-19. Setelah semua penghuni rusun diswab, ditemukan 10 penghuni lagi yang positif sehingga total ada 12 penghuni Rusun Penjaringan Sari yang positif COVID-19.
Pemkot kemudian melakukan tes swab massal terhadap penghuni 18 rusun di Surabaya. Hingga hari ini terdapat 50 penghuni rusun yang positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab massal. (iwd/iwd)