.webp)
"Meninggal dunia Selasa (8/6) dini hari kemarin setelah mendapat perawatan di RS Djatiroto, Lumajang," kata Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jember dr Alfi Yudisianto, Rabu (9/6/2021).
Menurut Alfi, pasien ini sebelumnya termasuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Sehingga ketika diketahui positif COVID-19, yang bersangkutan melakukan isolasi mandiri.
"Pasien yang meninggal tersebut tidak memiliki komorbid (penyakit bawaan tertentu), dan awalnya saat terkonfirmasi positif COVID-19 masuk kategori OTG," terang Alfi.
Alfi menjelaskan, pada Senin siang (7/6), pasien sempat mengeluh sesak napas ringan. Petugas sempat menyarankan agar segera rawat inap. Namun karena dirasa tidak terlalu berat, pasien meminta agar perawatan masih dilakukan lewat isolasi mandiri.
"Kemudian malam harinya sesak napas yang dirasakan agak berat, akhirnya dirujuk ke RS Djatiroto, dan pasien menjalani perawatan di ruang isolasi khusus dengan SOP perawatan pasien COVID-19. Juga dibantu menggunakan alat bantu pernapasan," kata Alfi.
"Kemudian dengan kondisi yang berlangsung cepat, sekitar pukul 2 dini hari, pasien tersebut meninggal dunia," sambungnya.
Alfi menambahkan pasien yang meninggal ini merupakan guru di SMK Negeri 6 Tanggul. Oleh karena itu, Dinkes langsung melakukan tracing terhadap orang-orang yang kemungkinan melakukan kontak dengan pasien di tenpat kerjanya.
"Ada kurang lebih 107 orang yang menjalani swab test dan masih kita tunggu hasilnya," pungkas Alfi.
Sebelumnya, sebanyak 5 orang warga Kecamatan Tanggul terkonfirmasi positif COVID-19. Kelima orang tersebut masih dalam satu lingkup keluarga.
Terungkapnya klaster keluarga ini, ketika salah satu dari mereka yang merupakan anggota TNI melakukan tes antigen. Hasilnya, yang bersangkutan dinyatakan positif COVID-19.
Selanjutnya dilakukan tes terhadap anggota keluarga lainnya yang tinggal serumah. Mereka adalah istri, anak, mertua laki-laki dan perempuan serta adik ipar. Hasilnya, mereka semua juga positif. (iwd/iwd)
