5 Calon TKW kabur dengan meloncat dari tembok balai pelatihan kerja (BLK) Kota Malang. Dari 5 orang itu, 3 mengalami luka di kepala dan patah tulang dan dirawat di rumah sakit. Sementara 2 orang yang selamat, salah satunya kabur.
Abdul Hamid (49), salah satu warga saat ditemui wartawan di kampungnya yang berdekatan dengan BLK mengaku melihat satu orang dibawa masuk kembali oleh satpam karena tak sempat melarikan diri. Saat itu dia memilih menolong rekannya yang terluka.
"Ada 5 kabur, 3 dibawa ke rumah sakit karena luka. Satu melarikan diri dan satunya dibawa masuk kembali oleh satpam," tutur Abdul Hamid (49), salah satu warga yang menolong korban, Kamis (10/6/2021) sore.
Abdul Hamid mengaku, satu orang dibawa kembali masuk itu, belum bisa diketahui nasibnya. Warga khawatir, satu dari dua korban selamat itu akan mengalami hal buruk. Satu korban itu disebut masih berusia muda. Usianya antara 18 sampai 19 tahun.
"Masih muda yang dibawa masuk satpam. Usianya sekitar 18 sampai 19 tahun. Kami khawatir, bagaimana nasibnya di dalam," tegasnya.
Hamid bersama warga juga mendapat informasi ada setidaknya 230 orang berada di BLK yang berlokasi di Jalan Rajasa, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Lihat Video: 5 Calon TKW Loncat dari Atap Tempat Karantina, 3 Patah Tulang
"Kata korban yang kabur, masih ada 230 orang di dalam. Kami warga di sini, ingin tahu bagaimana nasib mereka," tandasnya.
"Infonya, PJTKI itu tak memiliki izin, jadi ilegal, makanya kami cukup khawatir. Setelah ada yang nekat kabur, Rabu (9/6) kemarin," sambungnya.
Hamid menceritakan, setelah loncat dari tempat penampungan di sisi timur, ke-5 orang itu berada di area makam penduduk yang berada di belakang lokasi balai pelatihan.
"Kami kasihan melihat kelimanya berada di area makam. Yang selamat meminta tolong. Tiga luka ada yang patah dan kepalanya berdarah. Kemudian kami bawa ke rumah Mbak Nur," tuturnya.
Warga bersama Hamid juga tak mengenali satu per satu identitas para korban. Mereka hanya mengetahui satu di antaranya asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Tidak tahu namanya, tapi katanya asal NTB," pungkasnya.
Warga setempat menunggu tindakan tegas aparat kepolisian. Jika tidak, warga berniat mendatangi tempat penampungan TKI bernama Centra Karya Semesta itu.