Epidemiolog Nilai Zona Kuning di Bangkalan Tak Nyata, Sarankan Tracing Masif

Epidemiolog Nilai Zona Kuning di Bangkalan Tak Nyata, Sarankan Tracing Masif

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 08 Jun 2021 09:52 WIB
Ilustrasi penyintas COVID-19
Foto: Ilustrator: Edi Wahyono
Surabaya -

Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di Bangkalan. Pakar epidemiolog menyebut wilayah Bangkalan minim tracing dan testing, sehingga membuat ledakan kecil pada bom waktu.

Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menyebut perlunya dilakukan tracing sesuai standar WHO, yakni minimal 30 orang bukan 3 hingga 5 orang.

Windhu mengatakan, Pemkab Bangkalan penting melakukan tracing agar bom waktu tidak sampai meledak.

"Ini sudah meledak kecil, mungkin akan lebih besar lagi. Dan itu saya kira menjadi pelajaran untuk daerah lain. Lakukan tracing yang tinggi. Sekarang kita tracing nggak sampai 10, padahal WHO minimal harus 30, kita ini tracingnya per 1 orang kasus positif hanya mampu 3 hingga 5 orang saja, harusnya 30 kontak erat," kata Windhu saat dihubungi detikcom, Selasa (8/6/2021).

Tak hanya itu, Windhu juga menyoroti seluruh wilayah Madura yang beberapa waktu ini menjadi zona kuning atau wilayah dengan penularan COVID-19 rendah. Padahal bisa jadi zona kuning, namun di dalamnya merah.

"Bangkalan dan lain-lain ada di Madura ini kuningnya sudah lama. Menurut saya luarnya kuning dalamnya merah. Semua di bawah permukaan penularannya, karena testing rendah," tambahnya.

Simak video 'Strategi Pemerintah Hadapi Krisis COVID-19 di Kudus dan Bangkalan':

[Gambas:Video 20detik]



Windhu menjelaskan, bukti testing rendah berdasarkan data Minggu (6/6). Kasus aktif dilaporkan ada 79 orang yang positif COVID-19, baik OTG maupun bergejala berat.

"Pada hari yang sama, yang dirawat di RSUD Bangkalan 73 orang dalam keadaan sedang dan berat. Ada 73 yang punya gejala sedang sampai critical (berat). Padahal dari statistik, orang yang punya gejala dengan COVID-19 positif yang bergejala sedang sampai critical itu hanya 15%. Berarti, kalau dirawat 73 sesungguhnya orang yang positif di Bangkalan 100÷15×73 yaitu 487," jelasnya.

Harusnya, lanjut Windhu, kasus aktifnya 487 atau hampir 500 orang berdasarkan estimasi minimal dan kemungkinan lebih tinggi. Tetapi yang dilaporkan hanya 73 kasus.

"Tidak hanya Bangkalan, semua daerah di Indonesia saya kira mirip-mirip. Selama ini kita ini sebetulnya hanya punya angka-angka yang palsu, semu, realitasnya bisa 8 hingga 10 kali lebih besar dari sesungguhnya," ujarnya.

Ia mengatakan, seharusnya minimum kasus Bangkalan itu, baik yang dilaporkan setiap hari, kasus aktifnya paling sedikit 7 kali lipat dari pada yang dilaporkan. "Itu sudah bukti, ini datanya, tracing testing rendah," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.