"Ini sebagai bentuk kinerja partai. Tidak hanya mendulang suara. Tapi juga beranggungjawab dengan masyarakat di Desa. Karena masih banyak permasalahan di desa. Dalam artian kita membantu rakyat dalam memberikan pelayanan," ujar Ketua DPC PDIP Banyuwangi Made Cahyana Negara kepada detikcom, Senin (7/6/2021).
Kegiatan ini, merupakan hasil rapat kerja cabang (Rakercab) di Hotel Aston. Dalam kesempatan itu, seluruh kader diinstruksikan untuk turun ke lapangan untuk berperan serta dalam pembangunan desa. Hadir dalam acara tersebut, Wakil Sekretaris Internal DPD PDI-P Jawa Timur, S.W. Nugroho serta dua anggota DPRD Jawa Timur, Hermanto dan Martin. Rakercab ini dalam rangka menyambut Bulan Bung Karno sekaligus konsolidasi struktural partai untuk persiapan rapat koordinasi nasional (rakornas) yang rencananya akan digelar pada Bulan Juli mendatang.
Menurut Made, salah satu strategi yang bisa dilakukan ialah PDI-P harus harus hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan solusi dari berbagai persoalan yang ada. Untuk itulah, ia menginstruksikan seluruh kader banteng di Bumi Blambangan agar turun ke lapangan untuk berperan serta dalam pembangunan di desanya masing-masing.
"Ini sesuai dengan cita-cita partai. Yakni menjadikan Desa Maju, Indonesia Kuat, Indonesia Berdaulat. Mengapa harus dari desa, karena banyak permasalahan-permasalahan yang muncul dari desa. Mulai dari kemiskinan, pengangguran, dan persoalan sosial lainnya. Ini kita harus hadir di tengah masyarakat," ungkapnya.
Hal ini, kata Made, juga selaras dengan Nawacita yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, yang mana membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa.
"Inilah kenapa, kader PDI-P harus hadir di tengah masyarakat, untuk memberikan solusi dari berbagai persoalan yang ada. Kader PDI-P harus mengawal program pembangunan desa, sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat," imbuhnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas berterima kasih kepada PDIP Banyuwangi yang telah membantu pemerintah daerah untuk membantu mengatasi permasalahan di Desa. Sejak kali pertama dilantik pada 26 Februari 2021, tercatat lebih dari tujuh kali berkantor di desa. Di desa yang dituju, Ipuk tinggal seharian, dari pagi sampai adzan Maghrib untuk mengurai berbagai masalah.
"Alhamdulillah, setiap pekan saya berkantor di desa. Sejauh ini sudah tujuh desa. Ini yang konsepnya berkantor seharian ya, dari pagi sampai Maghrib. Kalau yang datang ke desa di luar konsep berkantor di desa tentu sudah puluhan kali," ujar Bupati Ipuk.
Program bupati ngantor di desa (Bunga Desa) adalah program yang dilakukan Bupati Ipuk dan Wakil Bupati Sugirah untuk menjemput bola berbagai permasalahan warga. Tercatat sudah tujuh desa menjadi tempat Ipuk berkantor, yaitu Desa Bayu, Desa Kalipait, Desa Sarongan, Desa Grajagan, Desa Margomulyo, Desa Kajarharjo, Desa Siliragung. Desa-desa tersebut mayoritas berada di daerah terdepan Banyuwangi yang membutuhkan waktu tempuh cukup lama dari pusat kota.
Ipuk mengatakan, di setiap desa, masalah dibagi menjadi dua kategori berdasarkan solusi, yaitu jangka pendek dan jangka menengah-panjang.
"Ada masalah yang solusinya jangka pendek, bisa cepat. Ada pula yang perlu waktu seperti infrastruktur," ujar Ipuk. (iwd/iwd)