"Hingga hari ini Rabu, 2 Juni pukul 15.00 WIB, pasien yang dirawat di RSLI sebanyak 104 orang. Rinciannya 49 laki-laki, 57 perempuan," ujar Nalendra dalam keterangannya, Selasa (1/6/2021).
Nalendra membeberkan, di pekan pertama usai Lebaran, jumlah pasien COVID-19 sempat mengalami penurunan menjadi rata-rata 13 orang. Namun, meningkat lagi pada pekan kedua pascalebaran menjadi 23 orang. Naik lagi menjadi rata-rata 34 orang pada pekan ketiga pascalebaran.
Dengan jumlah ini, Nalendra menyebut, ada kenaikan rerata pasien COVID-19 sebesar 269 persen dibanding pekan pertama lebaran. Nalendra mengingatkan, hal ini hendaknya menjadi peringatan bagi semua pihak agar lebih waspada dan mempersiapkan diri untuk kondisi terburuk. Khususnya dalam penanganan pasien COVID-19.
"Kapasitas RSLI sendiri sekitar 450 bed. Berarti keterisian saat ini sekitar 20-25 persen. Kita harus tetap waspada, tetap terapkan prokes 5M," terangnya.
Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 RSLI Radian Jadid menambahkan, untuk mengantisipasi terjadinya overload, proses penyembuhan pasien dipercepat. Untuk pasien umum akan dirawat maksimal 10 hari. Sementara pasien PMI asal Jawa Timur harus sembuh tidak lebih dari 14 hari perawatan dan harus negatif swab dua kali.
Selain itu, pihaknya juga memeditasi psikis pasien. Cara ini dinilai ampuh dalam proses penyembuhan. Sebab, hingga saat ini belum ada obat COVID-19 dan imunitas yang kuat merupakan kunci utama dalam proses penyembuhan.
"Untuk meningkatkan imunitas tubuh, diperlukan pikiran yang tenang. Pasien tidak boleh stres. Karena itulah, selama perawatan seluruh pasien diberi pendampingan khusus," ujar Radian. (sun/bdh)