Tower seluler itu berdiri di halaman belakang rumah nomor 22. Sudah lama tempat itu ditinggalkan oleh penghuninya. Tapi, teknisi tower bisa mendapatkan akses masuk, karena memegang kunci gembok pagar pintu samping rumah.
Konstruksinya berupa kaki segi empat yang terbuat dari beton. Bangunan di atasnya ditutup dengan bata putih, kemudian bangunan berlanjut ke atas dengan ditutup ornamen genting rumah berwarna merah.
Pada bagian tengah menjulang tinggi konstruksi bangunan persegi empat di mana pada bagian dalamnya terdapat besi konstruksi tower seluler.
![]() |
"Penghuni rumah tidak ada, sudah lama kosong. Tapi setiap minggu teknisi provider datang, mereka punya kunci gembok pagar. Orang PLN juga pernah datang, aneh kan," kata Ketua RT setempat, Hari Prasetio kepada wartawan di lokasi, Selasa (1/6/2021).
"Agar warga tidak tahu, bangunan dikamuflase mirip cerobong asap. Tetapi di dalamnya kontruksi besi tower seluler," sambung Hari.
Perkiraan Hari, konstruksi bangunan dengan kaki terbuat beton itu mempunyai tinggi kurang lebih 24 meter. Pemilik rumah kala pertama mengabarkan akan membangun rumah kos berlantai dua.
"Alasannya dulu bangun rumah kos berlantai dua. Tapi perjalanannya kok mencurigakan sampai 3 lantai dan ditambah lagi ke atas seperti sekarang. Ternyata untuk tower seluler. Jelas kami protes, karena efek radiasi yang ditimbulkan," terang Hari.
Warga telah beberapa kali mengadu ke Pemerintah Kota Malang, DPRD serta instansi terkait, namun belum mendapatkan respons.
Bahkan, Satpol PP telah memiliki kewenangan melakukan pembongkaran dan berjanji memutus aliran listrik. Tetapi, lanjut Hari, sampai detik ini janji itu belum terealisasi.
"Hanya pasang segel, dan sampai rusak segelnya belum juga diputus pasokan listriknya," sesal Hari.
Willy Sutanto (76), salah satu warga mengaku kesehariannya penuh kecemasan. Radiasi keberadaan tower sudah banyak merusak barang elektronik warga sekitar, bahkan aliran PLN sering padam.
"Kami tiap hari penuh kecemasan, karena tower belum juga dibongkar. Di sini mayoritas warga banyak lansia. Kami berharap segera ada respons dari pemerintah," ucap Willy saat mendampingi Ketua RT di lokasi. (iwd/iwd)