Tes swab massal sendiri dilakukan setelah ditemukan 12 penghuni Rusun Penjaringan Sari, Rungkut, positif COVID-19.
"Swab massal dilakukan karena awal ditemukan dua (positif COVID-19) di Rusun Penjaringan Sari. Kemudian kita lakukan swab, ternyata ada 12 (positif COVID-19). Kemudian 18 rusun kita swab. Dari 18 rusun itu kurang lebih ada 50-an yang positif (COVID-19)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Racmhanita kepada wartawan di Taman Surya, Balaikota Surabaya, Senin (31/5/2021).
Perempuan yang akrab disapa Feni ini mengatakan dari 18 rusun di Kota Surabaya, sebanyak 10.240 penghuni sudah dilakukan tes swab. Dan yang terbanyak postif COVID-19 ialah penghuni rusun Penjaringan Sari, Rungkut.
"(Terbanyak Rusun) Penjaringan Sari. (Hasil tracing) mereka rata-rata dari luar kota. Mereka menyampaikan baru datang mudik sekitar 4 hari atau 5 hari baru sampai di Surabaya. Jadi waktu kita swab hari ke lima mereka baru datang," lanjut Feni.
Feni mengungkapkan dari hasil tracing, Rusun Penjaringan Sari bisa disebut klaster. Sebab menurutnya paling banyak ditemukan kasus postif.
"Klaster rusun yang di Penjaringan Sari. Kalau yang lain tidak. Karena yang di rusun lain ada yang memang tidak pulang (mudik)," ungkap Feni.
Dari hasil tes swab yang dilakukan di Rusun Penjaringan Sari, Feni menyebutkan ada 25 penghuni yang positif COVID-19 dan saat ini sudah dilakukan isolasi di Asrama Haji.
"Sekitar 25-an, saat ini sudah diisolasi di Asrama Haji. Tetapi banyak yang sudah pulang. Setelah dua hari di sana, diberi obat dan vitamin, hasil swabnya negatif," lanjut Feni.
Dari puluhan orang penghuni yang hasil tesnya positif COVID-19, kata Feni, rata-rata usia mereka masih produktif dan tidak mengalami gejala apapun. Dan dari hasil tes swab, tidak ditemukan mutasi virus COVID-19 yang baru.
"Rata-rata usia produktif dan mereka tanpa gejala," ujar Feni.
Feni menambahkann dari puluhan orang yang positif COVID-19 di rusun tersebut, mereka belum divaksin dan tidak mau divaksin.
"Belum di vaksin dan tidak mau di vaksin. Makanya setelah kita swab semua, kita berikan pengertian sebagian besar sudah mau vaksin. Makanya pada 5 Juni, mereka kita lakukan vaksin. Kalau menurut arahan Kepala Dinas Tanah kalau tidak vaksin tidak boleh tinggal di rusun. Karena rapat sekali bangunan ruangan-ruangannya sehingga wajib vaksin untuk menghindari," ungkap Feni.
Selain itu, setelah ditemukan kasus COVID-19 di Rusun Penjaringan, Feni menyebutkan jika sterilisasi sudah dilakukan salah satunya dengan penyemprotan disinfektan.
"Sudah dilakukan oleh PMK, sudah disteril, pagi pada saat mereka beraktivitas," ungkap Feni.
Penjagaan juga dilakukan oleh Pemkot Surabaya di Rusun Penjaringan Sari untuk mengingatkan protokol kesehatan di kawasan Rusun.
"Oh ada dong, kan Dinkes tidak bekerja sendiri. Disana ada Camat, terus ada Pak Lurah, ada Linmas mengatur itu, termasuk tiga pilar," tandas Feni.
Sementara itu menurut Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara ada sekitar 12 ribu penghuni 18 rusun di Surabaya. Dan yang baru divaksin ada 10.240 penghuni. Pemkot akan mencari sisa penghuni yang belum dites swab.
"Kami akan mencari penghuni yang belum dites swab," kata Febri. (iwd/iwd)