Banyuwangi - Antusias masyarakat mendapat
surat bebas COVID-19 dengan tes
GeNose makin tinggi. Di dua titik pemeriksaan GeNose, baik di
Pelabuhan Ketapang maupun Terminal Sritanjung, selalu dipadati calon penumpang kapal yang melakukan pemeriksaan.
Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi menyiagakan petugas jaga untuk menghalau pemudik yang abai protokol kesehatan.
Plt Kadishub Banyuwangi, Dwi Yanto mengatakan, terkait tingginya animo pengguna GeNose, pihaknya berupaya membantu penyedia jasa dengan menempatkan beberapa petugas dari Dishub. Mereka ditugaskan untuk ikut membantu menata ketertiban di area loket GeNose. Sebab, jumlah personel penyedia jasa GeNose sangat terbatas.
"Mulai hari ini petugas kami ikut mengatur antrean. Termasuk panggilan untuk calon penumpang yang menggunakan GeNose karena banyaknya keinginan untuk saling mendahului," kata Dwi kepada wartawan, Rabu (26/5/2021).
Petugas juga diminta untuk menertibkan dan mencegah adanya calo GeNose. Dwi menegaskan harga untuk sekali tes GeNose Rp 40 ribu. Harga tersebut tertera di papan pengumuman yang dipasang di sekitar tempat layanan GeNose, baik di pelabuhan, stasiun, bandara, maupun terminal. Terkait tarif tes GeNose yang melebihi ketentuan, kata Dwi, memang ada kemungkinan dijalankan oleh calo.
"Kalau melihat aturannya sudah jelas Rp 40 ribu. Mungkin ada yang menggunakan modus antrean untuk menjual dengan harga lebih mahal," tuturnya.
Dwi mengingatkan bahwa tes
GeNose adalah alternatif sehingga bukan menjadi pilihan utama untuk tes COVID-19. Mantan Sekretaris Dinas Pendidikan itu mengimbau bagi masyarakat yang mampu, lebih baik ikut rapid test antigen.
"Sementara kita minta agar petugas menata para calon penumpang. Sepuluh orang dulu yang masuk, di sekitar loket. Sisanya menunggu di luar," tegasnya.
Dalam waktu dekat pihak Kimia Farma sudah bersiap untuk melakukan penambahan bilik pemeriksaan GeNose. Tujuannya untuk mengurai antrean calon penumpang kapal yang ikut tes GeNose.
"Sementara tambahan bilik saja, kalau titik GeNose belum bisa. Tes GeNose alatnya masih by order, belum produksi massal. Itu pun yang menggunakan masih tempat-tempat yang ditunjuk sesuai dengan SE Kementerian Perhubungan. Sedangkan untuk Dinas Kesehatan masih fokus pada tes antigen," kata Dwi.
Dwi mengaku animo pemudik memilih GeNose membuat stok kantong plastik menipis. Saking ramainya, beberapa kali petugas pelayanan GeNose harus menutup loket dengan alasan kehabisan stok kantong plastik. Padahal, Dinas Perhubungan Banyuwangi mencatat masih ada sisa 20.000 kantong GeNose.
"Untuk periode tanggal 18 sampai 24 Mei kita sempat kehabisan. Awalnya kita punya 7.500 kantong, kemudian habis dan dikirim lagi 21.000 kantong. Saat ini tersisa 20.000 kantong," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini