"Alhamdulillah sebagian sudah banyak yang sukarela datang ke kantor desa untuk diperiksa, sedangkan yang lain kami datangi ke rumah-rumah," imbuh Sugiyatno.
Pihaknya optimis, seluruh 200-an warga yang kontak erat bisa dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis, sehingga klaster penyebaran virus Corona di desanya bisa teratasi dengan baik.
"Kami juga menerapkan pola PPKM mikro di dua RT itu. Kami portal dan dijaga, kemudian untuk sementara masjid dan musala di sana kami tutup," imbuhnya.
Sementara Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Tulungagung, Satrio Wibowo, mengatakan dalam penelusuran sebaran virus Corona di Banyuurip, pihaknya menerjunkan tiga tim. Para petugas ada yang melakukan pemeriksaan di kantor desa dan ada yang jemput bola di rumah warga.
"Dari hasil investigasi ada 200 orang yang harus di-tracing, ini masih proses. Kami menerapkan dua pemeriksaan yakni rapid tes dan swab antigen, untuk melihat riwayat perjalanan penyakitnya," kata Satrio.
Dari hasil tracing sementara ditemukan 5 perangkat desa yang reaktif dan beberapa warga lainnya. "Dari lima perangkat yang reaktif antibodi, kemudian kami telusuri ke keluarga ternyata ada suami dan dua anaknya yang juga reaktif," imbuhnya.
Pihaknya mengaku, hasil tracing tersebut akan ditindaklanjuti dengan skema penanganan COVID-19, termasuk pemeriksaan swab PCR hingga dilakukan karantina.
(fat/fat)