"Rabu (28/4) ada 10, tanggal (1/4) ada 8 jenazah dan tanggal (5/4) ada 9," tutur Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).
Budi menerangkan ada tiga tim yang ia siapkan untuk prosesi pemakaman. Satu tim terdiri dari tujuh orang. Tugasnya satu orang edukasi dan enam orang bagian pemakaman.
"Bulan April ini saja sudah ada 119 jenazah yang dimakamkan, bulan ini rekor dibanding bulan sebelumnya," jelas Budi.
![]() |
Menurut Budi, meski ada tiga tim, namun pihaknya masih merasa kewalahan. Sebab, mobilitas tim BPBD mulai dari shelter, posko, pemakaman punya kegiatan lain yang juga menyita waktu.
"Tiga tim itu kewalahan, anggota juga terbatas. Kegiatan luar biasa padat, apalagi jarak pemakaman yang kebanyakan jauh dan banyak yang harus dimakamkan," kata Budi.
Budi menambahkan jarak lokasi pemakaman ke yang lain lumayan jauh. Apalagi yang berada di wilayah pegunungan. Selain akses sulit juga struktur tanah yang kadang sulit dicangkul.
"Kadang jarak tempuh. Penurunan jenazah sampai makamkan ada yang jauh dan ada yang dekat. Biasanya satu kali prosesi pemakaman 2 jam," imbuh Budi.
Pantauan detikcom ada yang menarik, dari tim BPBD bagian pemakaman. Mereka membuat kaos dengan tagline dalam bahasa Jawa 'sampek waleh ngurusi' artinya "sampai bosan mengurusi".
Disinggung soal kaos tersebut, Budi mengaku selaku petugas pemakaman pihaknya prihatin semakin banyak korban berjatuhan di masa pandemi COVID-19 ini.
"Setiap hari selalu memakamkan, semakin hari semakin banyak, kita prihatin kenapa masih terus ada korban," pungkas Budi.
Lihat Video: Jenazah Corona di Ponorogo Tertukar, Makam Pasien Dibongkar Lagi
(iwd/iwd)