Data per 28 April 2021 di akun instagram @dinkes.png, angka kematian pasien COVID-19 mencapai 8,14 persen. Sementara, data per 27 April 2021 di akun instagram @dinkesjatim, angkanya hanya 7,24 persen.
"Penyebabnya karena masyarakat mulai terlena," kata Irin kepada wartawan, Rabu (28/4/2021).
Irin menambahkan saat ini akibat banyaknya kelonggaran, masyarakat tampaknya mulai beranggapan yang tadinya ada pengetatan, kini dilonggarkan berasumsi bahwa COVID-19 sudah selesai. Sementara meningkatnya jumlah kematian di Ponorogo karena ada klaster keluarga.
"Faktor pemicu meningkatnya jumlah kematian di Ponorogo karena ada banyaknya klaster keluarga," imbuh Irin.
Menurutnya, kepatuhan menjaga protokol kesehatan dalam satu keluarga sangatlah rendah. Terlebih banyak pasien dengan kategori COVID-19 enggan melakukan perawatan dan isolasi di rumah sakit.
"Mereka lebih memilih untuk pulang, karena tidak mau diisolasi, bahasa mereka tidak mau dicovidkan, mereka yang tidak percaya, ketika pulang bisa dipastikan terjadi penularan," jelas Irin.
Dia berharap kepada masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan. Sebab pandemi ini hanya bisa dihentikan dengan masyarakat yang terus mematuhi protokol kesehatan.
"Sebenarnya pencegahan COVID-19 ini sangat mudah tetapi kesadaran warga untuk patuh terhadap protokol kesehatan," tukasnya. (fat/fat)