Pengelola pantai, Bagyo menyebut, dulu sebelum warga membuatkan jalan menuju pasetran Mbah Adnan di atas bukit, pengunjung yang ingin bersemedi atau meditasi harus berenang dulu menuju bibir tebing.
"Maknanya sebenernya, sebelum bermeditasi kita harus membersihkan diri dulu. Kalau umat muslim seperti wudhu sebelum salat. Tapi karena berbahaya apalagi kalau ada gelombang besar, maka kami buatkan jalan dari sisi barat sehingga tidak perlu lagi menyeberang atau berenang," tutur Bagyo kepada detikcom, Kamis (29/4/2021).
Meski bibir pantai landai, namun pantai selatan ini berombak besar. Sehingga pengunjung hanya diizinkan bermain air, tidak lebih tiga meter dari bibir pantai. Soal kebersihan pantai, patut diacungi jempol. Karena di atas hamparan pasir putih di sini, tanpa ada sampah tersisa. Pun ranting-ranting pohon yang mengering, tidak tampak menumpuk seperti pemandangan yang sering kita jumpai di pinggiran destinasi wisata.
"Kami memang sangat menjaga kebersihan pantai. Karena di sini juga diyakini "bersih". Bisa menghilangkan aura atau pengaruh negatif pada manusia. Banyak yang mandi di sini untuk menghilangkan bala atau penyakit tertentu," ungkap Bagyo.
![]() |
Mereka yang berniat membersihkan diri kebanyakan warga luar Blitar. Bahkan sampai luar negeri. Untuk wilayah Indonesia, banyak yang datang dari Kalimantan, Bali dan Sulawesi. Sedangkan untuk luar negeri, ada yang dari Singapura, Thailand sampai Brunei Darussalam.
Yang diceritakan Bagyo dapat disaksikan sendiri oleh detikcom. Sebuah mobil station berjalan pelan mendekati bibir pantai. Lalu keluar dua orang wanita berhijab, sambil mengangkat kursi kayu. Mereka mengaku rombongan keluarga dari Kediri.
"Bibi saya sakit sudah enam bulan ini. Diperiksa ke dokter mana saja, tidak ada yang tahu penyakitnya. Perutnya membesar. Kami ikhtiar kesini, ada yang menyuruh supaya bibi dimandikan pakai air pantai di sini," kata Tinuk menjawab tujuannya datang ke pantai ini.
Rupanya ada syarat lain supaya proses pengobatan membuahkan hasil. Prosesi mandi sang bibi, harus menunggu sinar matahari lingsir ke barat, atau mendekati pukul 17.00 WIB.
Kamipun meninggalkan rombongan ini serta mendoakan hasil terbaik setiap upaya yang dilakukan, demi kesembuhan sang bibi.
(fat/fat)