Secara bangunan, Gus Bik mengaku Ndalem Kasepuhan kedua tersebut memang lebih tua dari Ndalem Kasepuhan Hasyim Asy'ari. Rumah itu menjadi tempat tinggal dari KH Muhammad Yasir (Kakak dari Nyai Masruroh) bersama keluarganya.
Kedua ndalem Kasepuhan yang ada di lokasi pondok pesantren itu dibangun dengan pondasi dan Soko Guru yang kuat. Terbukti dari bangunan kuno yang berdiri kisaran ratusan tahun lalu sampai sekarang masih kokoh. Hanya ada beberapa kerusakan yang menjadi tanggung jawab penerus pengelola Ponpes Kapu untuk memperbaiki tanpa mengubah bentuk aslinya.
"Sampai sekarang, ndalem kasepuhan kedua di Pesantren Kapu itu menjadi tempat tinggal keturunan Mbah Yasir. Seperti ndalem yang pertama, di sini juga digunakan sebagai pondok untuk tempat tinggal dan belajar para santri. Karena beliau berpesan, kalau membuat rumah harus diniati juga untuk pondok pesantren, supaya berkah," jelas Gus Bik.
![]() |
Gus Bik menyebut kehadiran Kiai Hasyim Asy'ari ke Ponpes Kapu dalam kurun waktu singkat langsung mengembangkan beberapa sektor. Terutama di bidang pendidikan. Karena sebelumnya KH Hasan Muchyi hanya mengajar ngaji untuk masyarakat sekitar.
Sementara pada masa KH Hasyim Asy'ari mulai merumuskan sistem pendidikan dan pembangunan madrasah yang masih berjalan hingga saat ini. Bahkan santri dan santriwati yang menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Kapurejo ini mencapai 400 orang.
"Kalau hari biasa kebanyakan mereka yang dari madrasah hanya belajar sesuai jadwal, kemudian pulang. Tetapi saat Ramadhan begini, semua murid diwajibkan untuk tinggal di pondok, agar selama bulan puasa mereka bisa menggunakan waktu dengan belajar, beribadah dan berkegiatan yang lebih bermanfaat," pungkas Gus Bik.
(fat/fat)