Selama Ramadhan, banyak tamu atau pengunjung yang berdatangan. Bahkan dari luar kota. Seperti dari Pulau Madura. Rata-rata, pengunjung merupakan perkumpulan jemaah pengajian. Atau santri pondok pesantren.
Karena masih pandemi COVID-19, pengunjung wajib menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Pengunjung juga harus dicek suhu tubuhnya menggunakan thermo gun.
Ada banyak artefak di Museum Rasulullah. Mulai dari kunci pintu Ka'bah hingga tiga batu sijil, yang merupakan batu neraka yang dibawa burung ababil untuk menghancurkan Pasukan Abrahah.
Selain itu ada beberapa peninggalan sahabat nabi. Yakni berupa pedang dari Panglima Perang Khalid Bin Walid dan baju perang othmani yang dipakai pasukan militer Sultan Al Fateh dalam Perang Kurdi. Konon berat baju ini 100 kilogram. Ada juga beberapa kain Kiswah Ka'bah yang berusia ratusan tahun.
Yang paling membuat takjub adanya barang peninggalan Rasulullah. Seperti serban kesukaan nabi yang berwarna hijau dan sandal kulit yang selalu dipakai nabi berdakwah. Di museum ini juga terapat bekas darah bekam nabi, beberapa helai rambut dan janggut.
Adanya benda peninggalan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat membuat takjub pengunjung. Bahkan saat sejarah satu per satu benda dijelaskan oleh Muarif atau petugas museum, banyak pengunjung yang menangis.
"Seluruh santri sangat senang sekali. Jangankan ketemu Nabi Muhammad SAW, barang peninggalannya aja sudah senang. Apalagi ketemu pemiliknya. Mari kita kunjungi Museum Rasulullah agar kita diberi safaat oleh Allah SWT," ujar Taufik, santri Ponpes Riyadhlus Sholihin Ketapang, Kota Probolinggo, Selasa (27/4/2021)
"Saya baru kali ini mengunjungi Museum Rosulullah, dan alhamdulillah saat ini bisa berkunjung sambil berwisata religi di Bulan Ramadhan. Sangat mengasyikkan sambil menunggu waktu berbuka puasa dan mendapat ilmu tentang Islam, dan semoga mendapatkan syafaatnya," tambah pengunjung asal Madura, Firdaus.
(sun/bdh)